Alhamdulillah, saya bisa menulis kembali tentang ilmu budidaya walet, setelah sekian waktu sempat break. Saya sengaja vakum sementara, karena sejumlah pekerjaan dan urusan yang sangat menyita waktu.
Beberapa gedung saya di berbagai lokasi di Kalimantan dengan konsep paket hemat, Alhamdulillah sudah kelar dan langsung operasional. Saat ini, saya dan beberapa rekan secara patungan juga masih tetap bergairah untuk membangun beberapa gedung walet lagi.
Konsep bikin gedung walet dengan sistem paket hemat, memang akhirnya banyak dirasakan manfaatnya oleh banyak teman selama ini. Ini disebabkan cost atau investasi atau permodalan yang diperlukan tidak terlalu besar. Sehingga untuk kembali modal ( break event poin) tak terlalu lama.
Mengapa saya tetap membangun gedung walet di saat harga sarang walet sekarang lagi turun? Ada beberapa alasan, antara lain :
1) Ini saya lihat justru sebagai peluang di saat orang lain tidak bergairah membangun gedung walet. Artinya, kompetisi yang terjadi tentu tidak terlalu ketat. Hal ini sangat berbeda, saat semangat orang sama-sama besar dalam membangun gedung walet. Di sebuah lokasi, kadang 10 gedung berdiri dalam waktu yang bersamaan. Tentu itu akan terasa persaingan dalam berebut burung walet dalam satu lokasi yang sama. Dengan harga sarang walet yang turun belakangan ini, mereka yang hendak membangun gedung walet dengan investasi yang besar, pasti akan pikir-pikir. Maka, bagi saya ini sebuah peluang untuk tetap bergairah dalam bisnis burung berliur mahal ini.
2) Konsep gedung walet paket hemat, hanya butuh biaya yang tidak besar, misalnya paling mahal Rp 300 juta, sehingga, biarpun harga sarang walet misalnya turun hingga Rp 5 jt/ kg pun, dalam perhitungan saya, tetap saja usaha ini masih sangat menguntungkan. Sebab dalam budidaya walet, investasi yang besar hanya saat membangun gedungnya. Investasi yang besar hanya sekali saja, di awalnya saja. Untuk selanjutnya, biaya yang diperlukan tidaklah seberapa. Sehari-hari kita juga tidak pernah dan tidak perlu menyediakan pakan untuk burung walet. Burung burung tersebut lebih sehat dan lebih memilih makanan yang variatif yang telah tersedia di alam luas. Burung walet muda akan memilih serangga yang berbeda dibanding dengan burung walet dewasa. Ini terbukti bisa dilihat dari bercak kotorannya. Beda usia walet beda pula bentuk dan warna kotorannya. ( Hal ini nanti dibahas di lain waktu).
Dengan konsep paket hemat yang saya sosialisasikan selama ini kepada masyarakat, saya sangat bersyukur, sudah banyak terbukti memberikan manfaat yang luar biasa. Budidaya walet tidak lagi dimonopoli oleh kalangan bermodal tebal. Kalangan menengah ke bawah sekarang sudah bisa merasakan lezatnya uang dari hasil liur walet.
3) Sarang walet adalah komoditas ekspor non migas yang akan selalu dibutuhkan untuk konsumsi masyarakat China. Tradisi konsumsi sarang walet itu sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Dan tradisi ini akan terus berlanjut sampai ke ratusan tahun mendatang. Jadi, saya tetap bersemangat untuk “memproduksi” komoditas ini.
Sejumlah member juga sama cara pemikirannya dengan saya. Konsultasi via telepon, dan email tetap saja mengalir tiap hari. Saya melayaninya dengan ikhlas dan senang hati. Teman-teman di berbagai penjuru tanah air, secara periodik mengabarkan perkembangan serta kemajuan gedung walet paket hemat miliknya.
Salah satunya Fathurrahman, yang gedung waletnya di bagian belakang rumah yang hanya ber-ukuran 4 m x 3 m, tiga lantai. Karyawan swasta ini pada 2 hari yang lalu telepon, mengabarkan bahwa saat ini burung walet yang menginap sudah terhitung 250 ekor. Semula, pria muda asal Jawa Timur ini, selalu dilanda pesimis apakah gedung walet miliknya akan bisa menambah penghasilan keluarga. Ini disebabkan pada 6 bulan pertama, walet yang menginap masih bisa dihitung dengan jari. Namun, Fathur tak bosan sering menghubungi saya via telepon, mengenai soal perubahan sekat, pengaturan cahaya, pengaturan suara, dan masalah lainnya. Saya melayani dengan sabar.
Saya juga sempat berkunjung ke rumah tinggalnya di kompleks perumahan Batakan-Balikpapan. Saya mengatur gedung walet mini miliknya yang untuk pembangunanya, Fathur merogoh kocek tak sampai 50 juta. Alhamdulillah sekarang Fathur bisa tersenyum lega. Bahkan, lelaki berkacamata ini sudah mulai melirik lokasi baru di pinggiran kota Balikpapan.
Sekarang ini Fathur menggunakan Suara panggil …..dan suara inap ….. (saya sengaja merahasiakan suara panggil dan inap yang di pakai Fathur. Jika ingin memiliki, telepon saja ke HP saya. Ini salah satu cara agar suara walet produksi saya tidak lagi dibajak orang. Banyak di sekitar kita yang bermental seperti itu.) Masih banyak Fathur Fathur yang lain, yang tetap menjalin komunikasi hangat dengan saya.
4). Sebenarnya fluktuasi harga sarang walet sudah sering terjadi di Indonesia. Dan belakangan ini tidak sedikit yang menanyakan mengapa saat ini harga sarang turun lagi. Secara bercanda saya jawab, “jika harga sarang walet turun anda bertanya ke saya, jika harga sarang naik, anda diam saja.”. Harga sarang walet yang sekarang ini lagi turun, ternyata hanya terjadi di Indonesia saja. Apakah ada yang mempermainkan harga? Mungkin bisa dijawab dilain kesempatan. Sebab harga di Malaysia ternyata stabil. Beberapa teman di negeri jiran itu mengabarkan, harga sarang disini tidak mengalami penurunan. JIka terjadi penurunan tidak separah di Indonesia. Teman saya di China, juga mengabarkan kalau harga jual sarang walet ke konsumen masih tetap sama seperti sebelumnya. Oleh karena itulah tidak ada alasan bagi saya untuk tidak optimis dalam bisnis budidaya walet ini.
Seorang teman bertanya, apakah tidak sebaiknya, agar dapat lebih memperoleh keuntungan dari budidaya sarang walet ini kita jadi eksportir saja? Saya jawab dengan jabat tangan erat. Siapa tahu besok anda, atau teman anda, atau saya bisa jualan sarang walet sendiri ke China, sehingga hasil jualnya akan lebih bagus, dan tidak tergantung seperti selama ini. Siapa tahu ditengah kesempitan akan timbul energy positif dalam diri kita untuk bergegas meraih kesempatan ?