Pertanyaan soal kelembapan dalam gedung walet hampir tiap hari saya terima baik melalui BBM atau WA, juga SMS dari berbagai daerah. Pertanyaan beragam antara lain :
“ Bagaimana pak mengatur kelembapan yang bagus untuk gedung walet yang dinding dan lantainya dari papan. ”
“ Kelembapan di tiap lantai di gedung saya berbeda pak, apakah itu tidak masalah bagi burung walet? ”
Tiap hari saya luangkan waktu antara jam 9 pagi sd jam 4 sore untuk memberi konsultasi kepada mereka yang sudah membeli produk dari BAN. Setiap pembelian produk kami sudah include konsultasi. Ini memang komitmen kami agar teman teman mendapatkan solusi atas kasus yang dihadapi dalam budidaya walet yang sedang dilakukan.
Kadang jawaban bisa segera saya berikan, kadang juga agak sedikit tertunda sebab, kadangkala saya sedang dalam perjalanan, dimana memang agak kesulitan menjawab saat di dalam mobil yang sedang berjalan.
Apalagi jika pertanyaan itu membutuhkan jawaban berupa gambar, tentu akan saya jawab, “bentar ya pak nanti kalau sudah sampai di tempat”. Saya lebih suka melayani konsultasi melalui BBM atau WA karena saya bisa menganalisa dari denah atau poto gedung yang di kirimkan.
Saya mohon maaf bagi yang konsultasi di luar jam kerja tidak saya layani dan saya jawab esok harinya. Paling sedih jika jam 11 malam ada yang telpon ke HP mau konsultasi, atau SMS tanya tentang solusi kasus… haduh.. Tentu tidak saya angkat dan tidak saya jawab. Hal itu saya maklumi mungkin orang tersebut tidak membaca jadwal konsultasi yang sudah tertera di website ini.
Gedung walet lembab itu sebuah keharusan. Ini disebabkan sifat burung walet yang lebih suka mencari tempat yang lembab bukan tempat yang kering. Jika tempat itu lembab walet akan mudah mengeluarkan liur saat membikin sarangnya. Jadi kondisi tempat yang lembab sangat berkaitan dengan perkembangan populasi.
Gedung walet yang dibangun dengan dinding bata tentu lebih mudah untuk memperoleh angka kelembapan yang tinggi dibanding gedung walet yang terbuat dari papan atau dinding kalsibot.
Pada sebuah gedung yang bertingkat hingga 4 lantai, angka kelembapan tidak akan sama. Misalnya pada lantai bawah angka kelembapan bisa sampai 90 %, pada tingkat 2 angka kelembapan sekitar 85 %, lantai 3 kelembapan 80 % dan lantai atas kelembapan 75 %.
Apakah dengan kondisi angka kelembapan yang berbeda itu burung walet mau menghuni pada semua lantai?
Jawabnya walet tetap mau bersarang di semua lantai, namun lantai yang kelembapanya paling tinggi yaitu pada lantai bawah, populasi walet akan lebih banyak.
Pada gedung yang sudah padat popuasi, misalnya gedung itu sudah usia 5 tahun, dan semua lantai padat sarangnya, maka sarang yang ada di lantai dengan kelembapan rendah pasti kualitasnya berbeda dengan lantai yang kelembapannya tinggi.
Kesimpulannya walet tetap mau pada kondisi kelembapan rendah misalnya 75 % dan kaitannya dengan kualitas sarang, ruang yang kelembapanya rendah kualitas sarangnya akan kurang bagus.
Rendahnya kelembapan selain berakibat pada kualitas sarang, juga kadang menjadi problem lambatnya populasi walet di gedung tersebut. Ini terjadi pada gedung yang dindingnya dari kalsibot misalnya, dimana untuk mendapatkan angka kelembapan yang tinggi relatif sulit. Sebab panas ruangan itu akan “ memakan butiran air” di ruang tersebut dan mempercepat hilangnya kelembapan.
Ini lebih lagi akan menjadi problem serius jika musim kemarau. Kondisi alam yang kering akan membuat gedung walet yang semula kelembapan rendah lebih berkurang lagi.
Apa dampaknya?
Tentu saja walet muda akan mencari gedung yang kelembapannya bagus. Anak anak walet akan melakukan migrasi dari gedung yang kelembapannya rendah ke gedung yang kelembapannya tinggi.
Bagaimana mengatasi problem kelembapan yang rendah?
Seperti yang sudah saya jelaskan di berbagai kesempatan, tersedianya air dalam gedung walet sangat penting. Ada yang menggunakan baskom/ ember atau kolam permanen/ terpal. Itu saya sebut cara pasif. Namun akan lebih baik lagi gunakan cara aktif yaitu pasang mesin kabut di dalam gedung tersebut. Jika cara pasif sulit untuk mencapai angka kelembapan yang dikehendaki, maka dengan cara aktif akan memudahkan angka kelembapan bisa dipenuhi dengan baik.
Nah problemnya kalau gedung itu dindingnya dari kalsibot dan lantainya dari papan, apakah cara aktif bisa dilakukan?
Usahakan bagian luar dinding kalsibot di cat putih. Ini dengan tujuan agar panas matahari tidak terserap di kalsibot itu. Jika masih panas juga, ada solusi lagi yaitu pasang jaring paranet dengan jarak 30 cm sd 50 cm dari dinding kalsibot dengan tujuan agar panas matahari terhalang.
Jika lantai terbuat papan, hamparlah dengan terpal atau karpet agar butiran air yang jatuh dilantai tidak langsung terkena papan. Aturlah timer mesin kabut tidak terlalu sering, misalnya on 10 menit dan off 15 menit. On lagi 10 menit lalu off 15 menit dan seterusnya. Ini dengan maksud agar tidak banyak air yang tergenang di lantai meskipun sudah dihampar plastik. Jadwal hidup mesin kabut mulai jam 10 pagi sampai jam 4 sore.
Memang saya akui hal ini kadang menjadi dilema, dimana gedung walet memang idealnya menggunakan dinding bata dan lantai cor. Namun terkadang karena terkendala dana, akhirnya tetap semangat membangun gedung meskipun dengan material yang murah.
Gedung gedung yang material bangunannya kurang memenuhi syarat, ditambah lagi ukuran gedung yang minimalis, seringkali dihadapkan pada problem sulitnya memenuhi angka kelembapan sesuai habitat burung walet. Oleh karena itu harus rela jika populasi waletnya menjadi kurang produktif.