Disebut sarang imitasi karena memang bukan sarang asli, melainkan sarang palsu, sarang buatan manusia. Bahannya bisa dari plastik, karet, kain, rerumputan, daun cemara kering atau karton. Warnanya ada yang putih ada yang coklat.
Bentuknya ada yang balkon/ mangkok, ada yang sudut. Sarang imitasi bisa bikin sendiri atau membeli di penyedia perlengkapan budidaya walet. Biarpun bukan sarang asli, namun walet mau menggunakan sarang palsu ini. Walet tidak pilih-pilih. Apapun bahan sarang imitasi tersebut, walet tak peduli. Bagi walet yang penting ada tempat nyaman untuk meletakkan tubuhnya. Seolah-olah itu juga sarang asli.
Sarang imitasi harus dipasang di papan sirip. Ada yang menempelkan dengan cara di-paku, pakai paku baut, ada yang di-steples. Budi, teman saya di Bagansiapi-api memasang sarang palsunya di gedung walet di Taicung dan di Batutujuh, dengan lem perekat, yaitu dengan cara lem dipanaskan terlebih dahulu, lalu sarang palsu ditempelkan di papan sirip. Bau lem agak menyengat seperti bau kabel dibakar.
Budi sudah biasa memasang sarang imitasi dengan cara seperti itu di gedung waletnya yang lain. Bau karet terbakar menyengat di dalam gedung itu. Tapi tak masalah tuh…. terbukti walet tidak terganggu. Bahkan Budi merokok di dalam gedung… Budi memang orangnya berani eksperimen termasuk dengan merokok di dalam gedung walet….dan ternyata terbukti waletnya tidak merasa terganggu dengan asap Marlboro kesukaannya itu.
Selama ini kadang orang membuat kesimpulan berdasar asumsi yang belum pernah dia buktikan sendiri. Analisa dan kesimpulannya hanya berupa perkiraan saja. Kadang kita dengar saran, bahwa karena gedung baru umumnya masih bau semen, maka sekeliling dinding gedung harus dicuci bersih, ada yang mencuci dengan air buah nanas, agar bau semen hilang. Karena katanya walet tidak mau menginap jika gedung masih bau semen.
Ada juga yang menyarankan, sekeliling dinding gedung walet harus dilumuri dengan cairan kotoran walet, tiap lantai juga di taburi kotoran walet, agar walet beranggapan gedung tersebut seolah telah lama dihuni walet. Dengan demikian walet akan cepat mau tinggal di dalamnya.
Sering sebuah kesimpulan yang beredar disekitar kita, kadang hanya berdasarkan asumsi semata. Padahal, walet tidak mempermasalahkan apakah gedung itu masih bau semen atau tidak, apakah gedung itu lama atau baru, apakah di dalam gedung ada bau kotoran walet apa tidak. Bagi walet itu tak penting. Yang penting kondisi iklim mikronya sesuai habitat burung berliur mahal ini.
Kembali ke soal sarang imitasi. Ada beberapa manfaat dengan pemasangan sarang palsu ini, yaitu memberi tempat yang nyaman, agar walet pendatang baru akan cepat menginap, karena sudah disediakan kasur untuk berbaring. Jika tak ada sarang imitasi, walet akan beristirahat di papan sirip sambil menempelkan tubuhnya, tentu walet harus mengeluarkan energi. Namun jika ada sarang imitasi, walet langsung bisa istirahat dengan merebahkan tubuhnya tanpa keluar tenaga lagi. Jadi, dengan pemasangan sarang imitasi walet akan sangat terbantu, dan akan cepat menginap.
Jika sarang imitasi itu sudah dipilih oleh walet untuk tidur berhari-hari maka tidak lama kemudian di sarang palsu itu akan segera ada telurnya. Bagi walet, sarang palsu sangat membantu percepatan reproduksi. Sebab walet tak perlu lagi membuat sarang yang memakan waktu. Adanya sarang palsu, sebenarnya juga bisa merangsang walet untuk cepat kawin dan bertelur.
Sarang imitasi ini sangat diperlukan bagi walet muda, yang kemampuan mengeluarkan liur belum banyak. Jadi karena sudah ada tempat bertelur, walet segera bertelur 2 bulan lebih cepat. Ini disebabkan, walet tak perlu lagi membangun sarangnya yang memakan waktu sekitar 2 bulan. Jika walet sudah bertelur, secara psikologis walet tersebut sudah betul-betul kerasan atau betah di gedung baru itu.
Dimana posisi tepat pasang sarang imitasi ? Karena walet suka menempel dan tidur di twiter-twiter inap, tempat yang paling tepat untuk pemasangan sarang imitasi yaitu persis di atas atau di samping kanan-kiri twiter inap itu. Bagaimana jika sarang imitasi dipasang agak jauh, misalnya 1 meter dari posisi twiter? Apakah walet memilih menempel di twiter atau memilih tidur di sarang imitasi? Jawabannya : walet pasti akan memilih menempel tidur di dekat twiter. Sebab walet lebih suka dekat dengat sumber suara. Jadi, sarang imitasi yang dipasang jauh dari twiter kurang berguna.
Oleh karena itu, karena walet suka menempel di twiter, maka tempat yang paling tepat untuk memasang sarang imitasi, ya di dekat twiter itu. Karena ada tempat nyaman yaitu sarang imitasi di dekat twiter, pasti walet akan memanfaatkannya. Tak perlu banyak pasang sarang imitasi didekat twiter. Cukup 1 sampai 3 sarang imitasi saja.
Meskipun pemasangan sarang imitasi sangat bermanfaat, namun sebagian orang ada yang memilih untuk tidak memasangnya, dengan alasan antara lain, karena formasi pemasangan papan siripnya berkotak-kotak, sehingga sudah sangat memudahkan walet untuk bikin sarang. Jadi tak perlu lagi pasang sarang imitasi. Faktanya, walet usia muda memang lebih suka bersembunyi dan membikin sarang di sudut sirip.
Masih soal sarang imitasi, di pinggir sungai Kapuas-seberang pasar Kapuas-Kalimantan Tengah, berdiri bangunan walet 4 lantai yang baru saja selesai. Pemiliknya kongsi tiga orang. Kadir, Sanusi dan Ayah. Nama asli Ayah saya tak hapal, tapi semua orang memanggilnya begitu. Mungkin karena figurnya kebapakan, maka dipanggilnya Ayah. Usianya sekitar 70 tahun, badannya masih kekar, fisiknya masih kuat, kulitnya hitam tanda biasa kerja keras. Orangnya hampir selalu tersenyum suka bercanda dan tak bisa marah. Apa saja bisa jadi bahan canda, bahkan tentang pemasangan sarang imitasi-pun bisa dibuatnya bahan lelucon.
Saat Sanusi memasang sarang imitasi di gedung itu, Ayah mengingatkan agar jangan sampai pasang terbalik. “ ….entar bisa repot kita” ujarnya…
Saya menyangka ayah serius. Memang pasang sarang imitasi tidak mungkin terbalik. Kalau terbalik, bagaimana walet bisa tidur di cekungan sarang? Jika sarang palsu terbalik bagaimana walet bisa meletakkan telurnya?
“Jika pasang sarang imitasi terbalik, konsentrasi bisa buyar …” kata Ayah lagi sambil senyum…”
“Maksudnya apa sih…?” kata Sanusi penasaran
“ Jika lihat sarang imitasi terbalik…entar kita jadi ingat yang di rumah…..”
Kami belum paham maksud Ayah. Kami bertiga hanya terdiam-bengong-mikir.
“Paham kada…?” kata Ayah lagi
Lalu Kadir pun mencoba menjawab. Jawaban Kadir tepat, dan kami-pun terpingkal-pingkal.
Kadang lelucon Ayah ada yang nyrempet-nyrempet ‘parno..’