Bulan lalu saya mendapat 3 SMS dari teman di Kalimantan Timur. Semua isi SMS tentang duka cita. Yang pertama SMS dari Bp Joyo warga Balikpapan, yang gedung waletnya berlokasi di Kariango. Yang kedua juga dari Balikpapan, Pak Hary, gedung waletnya juga di Kariango.
Meski berlokasi di tempat yang sama, namun ke 2 gedung tersebut dibangun berjauhan.
Lokasi Kariango yang sepi, memang rawan dari tindakan pencurian. Di gedung walet Pak Joyo, pencuri masuk dengan cara menjebol dinding bagian samping kanan. Padahal dinding sudah dibikin tebal sekitar 40 cm. Mungkin, karena lokasi gedung yang jauh dari pemukiman, sehingga aksi pembobolan tersebut berjalan mulus. Saya ikut prihatin, sebab sejak men-desain gedung dan meng-operasionalkan-nya, semua diserahkan ke saya. Namun, saat panen perdana sarang walet, maling telah menikmati lebih dulu.
Gedung milik Pak Hary dimasuki pencuri, bukan menjebol dinding, melainkan pencuri masuk lewat pintu masuk burung. Gedung tersebut memang tidak terlalu tinggi. Hanya 2 lantai saja, atau sekitar 8 meter. Sehingga, pencuri dengan gampang naik menggunakan tangga darurat, dan masuk ke dalamnya, melalui lubang masuk burung tanpa diketahui penjaga. Gedung ini, semula kosong hampir 5 tahun. Setelah saya tangani dalam waktu singkat, mulai dihuni walet. Hingga terjadinya kasus pencurian, sarang walet sudah berjumlah ribuan. Pak Hary yang sehari-hari membuka usaha komputer di Jl. A Yani-Balikpapan itu, berusaha untuk bersabar atas musibah yang terjadi.
SMS duka selanjutnya dari Ibu Yanti yang gedung waletnya di Barong Tongkok-Kutai Barat, Samarinda. Selain sms beliau juga telepon sambil menangis. Bukan saja karena beliau wanita yang lembut perasaannya, namun juga karena kasus pencurian ini sangat menyedihkan. Selain telur pecah dan berserakan di lantai, banyak pula piyik walet yang mati. Juga, burung walet dewasa banyak yang mati. Apa sebab? si pencuri ternyata juga menutup lubang masuk burung dengan kain. Esok harinya banyak walet yang tak bisa keluar gedung karena lubang masuk/ lubang keluar tertutup rapat. Akhirya sebagian walet mati kelaparan.
“Kapan aksi pencurian itu terjadi?”, tanya saya.
Ibu Yanti tak bisa menjawab, suara tangisnya terdengar lirih lewat HP. Gedung waletnya terletak agak jauh dari tempat tinggalnya. Juga tak ada penjaga. Karena kesibukan bisnisnya, beliau tidak bisa rutin mengontrol gedungnya.
“Mungkin 2 hari atau 3 hari yang lalu”, katanya memperkirakan
“Kenapa pencuri menutup lubang masuk dengan kain? tanya beliau.
“Agar saat aksi pencurian malam hari itu berlangsung, koloni walet tidak keluar gedung yang bisa mengundang kecurigaan tetangga sekitar” jawab saya menjelaskan.
“Kejam sekali mereka”..isak tangisnya semakin menjadi.
Kasus pencurian sarang burung memang bisa terjadi kapan saja. Bisa saja menimpa gedung walet kita. Pencuri bisa masuk lewat mana saja. Banyak akal pencuri itu. Jangan dikira pencuri tidak belajar tentang ilmu perwaletan. Mereka pasti bisa memperkirakan kapan saat yang tepat untuk ‘panen’. Pencuri pasti bisa juga memperkirakan jumlah sarang di sebuah gedung dengan menghitung secara acak jumlah walet yang masuk di sore hari atau koloni walet yang keluar gedung di pagi hari.
Pencuri tak mau asal-asalan masuk ke dalam gedung walet. Sebelumnya pasti mereka melakukan survey pada lokasi sasaran, dan memperhitungkan obyek sasaran dengan matang. Semuanya diperhitungkan. Karena nyawa mereka jadi taruhan, minimal fisik bisa babak belur digebuki massa jika ketahuan. Gedung walet yang terletak di lokasi terpencil, yang sudah isi ratusan atau ribuan sarang, biasanya menjadi incaran mereka.
“Apakah walet akan stress atas kasus pencurian ini? tanya Pak Hary
“Pasti walet akan mengalami stress, namun biasanya tidak berlangsung lama, hanya berkisar 3 sampai 6 hari saja.
“Tanda walet stress?”
“ Koloni walet akan berputar-putar saja dengan gerakan yang sangat cepat di sekitar gedung walet, tak berani masuk gedung…”
“Lalu mereka tidur dimana?
“Numpang tidur sementara di gedung walet tetangga..”
“Apakah kemungkinan koloni walet tersebut akan kembali ke gedung asalnya..?
“Jangan kawatir, pasti walet akan kembali lagi ke gedung asal setelah stressnya sembuh?
“Kemana pencuri menjual hasil sarangnya? tanya pak Hary lagi
“ Saya tak tau. Tapi pasti ke pengepul sarang walet”.
“Apakah pengepul tidak tau bahwa sarang walet itu hasil curian?”
“Kemungkinan pengepul tersebut tau, karena hasil ’panen’ nya sebagian besar rusak. Jika dijual ke pengepul lain, pasti akan menimbulkan tanda tanya besar. Sebab pada umumnya orang panen sarang dilakukan secara hati-hati agar sarang tidak rusak. Tapi..kenapa ini rusak semua?
Maka biasanya pencuri dan komplotannya tidak bisa bebas menjual hasil curiannya. Kemungkinan besar mereka punya link penjualan khusus dan tersembunyi.
“Apakah pencuri itu akan menyambangi gedung saya lagi..di lain waktu…?”
“Kemungkinan iya, karena komplotan pencuri itu telah merasa sukses, dan telah mengetahui secara detail kondisi bagian dalam gedung.”
“Apa yang harus saya lakukan?
“Jika pencuri menjebol dinding gedung, maka perkuat lagi dinding, misalnya dengan mengecor tebal sekeliling dinding agar tidak mudah dijebol lagi. Jika pencuri masuk lewat lubang masuk burung, antisipasilah dengan berbagai cara anda sendiri… Juga perkuat sistem penjagaan.
“Apakah memasang alarm dapat membantu pencegahan tindak pencurian ini?
“Banyak gedung walet yang melengkapi gedung waletnya dengan sistem alarm. Ini sangat penting. Sebab gedung walet yang sudah berproduksi, tak ubahnya “mesin ATM”, maka Faktor keamanan harus anda prioritaskan jika anda tidak menginginkan mesin ATM anda dibobol orang”.