Orangnya tegap dan jangkung. Kulitnya sedikit hitam. Profesinya sebagai guru sekolah dasar. Namanya pak Jup. Ingin punya incam gede. Bagaimana caranya?
Beliau berikhtiar membangun Rumah Burung Walet ( RBW) ukuran paket hemat. Lokasinya di samping rumah. Alasanya agar mudah mengamati dan terjamin keamanan. Rumahnya di jalan raya Calabai -Dompu.
Tahun 2011 beliau telpon saya.
” Pak Arief, bisakah dibantu gambar desain RBW paket hemat?”
Saya menyanggupi. Desain segera dikirim. Langkah selanjutnya, konsultasi jarak jauh.
Tak lama gedung walet 3 lantai ukuran 4 m x 8 m berdiri. Dalam waktu cepat, burung berliur mahal itu mulai bersarang di dalamnya.
Lima tahun berjalan, pada awal Mei 2016, saya ketemu beliau. Pak Jup ikut sebagai peserta seminar budidaya walet yang saya selenggarakan, meskipun beliau sudah panen sarang walet. Ketua panitia Bang Nur memilihkan tempat seminar di Guest House Calabai. Calabai adalah daerah pantai di kabupaten Dompu, NTB. Dekat pulau Satonda yang sangat terkenal dimana terdapat danau kawah di tengahnya.
Mengapa seminar di Calabai?
Karena lokasi ini cukup prospek. Banyak burung walet migrasi dari gua gunung Tambora mencari tempat di kota. Ada satu masjid Jami’ di Kandidi yang bagian depan dekat ruang imam ditempati burung walet bersarang. Animo masyarakat untuk budidaya walet cukup besar, sementara ilmu teknis diakui pas-pasan. Karena itulah saya diundang untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Pak Jup adalah peserta paling senior sekaligus paling sering bertanya. Rasa ingin tahunya sangat besar. Mumpung ketemu pak Arief, kilahnya.
Tiga tahun berjalan, pada Oktober 2019 lalu, saya ke Calabai.Tidak ketemu pak Jup. Tapi sempat mampir ke rumah Bang Nur. Anak muda itu menyambut saya dengan wajah ceria. RBW miliknya sudah bisa menghasilkan panen dengan hasil lebih dari cukup. Mobil dengan logo tiga berlian, sudah parkir di garasi rumah.
” Alhamdulillah, RBW milik alumni seminar semuanya sudah bisa panen sarang walet. Pak Jup panen lumayan banyak. Bisa mencapai 25 kg,” kata bang Nur gembira. Apabila harga sarang Rp.10 juta/ kg, maka Rp. 250 juta ada di tangan sekali panen.
Selain pak Jup, alumni seminar yang terbilang sukses namanya pak Har. Beliau juga guru. Tubuhnya gempal. Kumisnya tebal. Bicaranya agak cepat. Sering saya minta beliau mengulang lagi kalimat, agar tidak gagal paham. Pak Har tinggal di Dompu. Saya sempat mampir ke rumahnya. Ukuran RBWnya 8 m x 8 m, tinggi 2 lantai yang dibangun di belakang rumah. Dari hasil panen sarang, beliau bisa membangun 3 RBW. Salah satunya di Lakey.
Dimana Lakey?
Lokasi ini masih di wilayah Kabupaten Dompu. Merupakan daerah hutan. sekaligus dekat pantai. Pantai Lakey amat terkenal sebagai destinasi wisata dan lokasi favorit untuk peselancar tingkat dunia. Saya sempat nginap 2 hari di hotel tepi pantai.
Pak Jup dan pak Har hanya segelintir fakta. Masih banyak guru yang lain yang sekaligus sebagai petani walet, dimana tiap pagi mengajar anak didik di sekolah dan sore hari mengamati koloni walet pada RBWnya.
Mengakhiri tulisan ini saya ikut berdo’a untuk kesuksesan kita semua.