Pada sebuah gedung walet baru, apakah anda beranggapan bahwa gedung tersebut harus gelap? Tidak sedikit pemilik gedung berasumsi semakin gelap gedung akan semakin bagus. Walet hanya mau bersarang di dalam gedung yang gelap.
Maka menurut mereka, semua potensi masuknya cahaya dari luar harus dihindari. Pipa ventilasi perlu ditambah sambungan 1 meter agar tidak ada semburat cahaya. Cahaya di lubang masuk hanya boleh sampai ke void saja. Jika masih ada cahaya yang masuk ke nesting room, maka wajib dihalangi dengan sekat.
Teknik tata ruang dilakukan dengan cara semua ruang dibikin sekat sekat dan lubang antar ruang hanya berupa jendela, ukuran 80 cm X 80 cm. Semua lantai, dari lantai atas hingga lantai dasar mutlak minim cahaya. Pendeknya gedung walet musti gelap. Semakin gelap semakin cepat menginap dan bersarang.
Apakah anda juga beranggapan gedung walet harus gelap? Jika iya, berarti anda salah satu dari ratusan orang yang terjebak pada pemahaman yang salah.
Pada gedung walet yang baru operasional, pengaturan tata ruang sebaiknya menyisakan cahaya, sehingga ruang tersebut menjadi remang, tidak gelap apalagi gelap gulita.
Ingat, bahwa dalam proses pemancingan pada gedung baru, hampir 90% walet yang masuk gedung adalah walet usia muda. Walet muda yang sedang beradaptasi ke dalam gedung akan berani eksplore semua ruang jika ada cahaya didalamnya. Agar mata walet muda itu bisa melihat dan menjelajah ke semua nesting room, maka harus ada bantuan cahaya.
Ruang yang gelap justru membuat walet ragu ragu masuk gedung bahkan takut. Takut jangan jangan ada predator tikus yang membahayakan fisiknya.
Jangankan burung walet, kita saja jika masuk ke sebuah tempat baru dan asing, perasaan kitapun ragu ragu bahkan bulu kuduk merinding. Apalagi untuk disuruh masuk ke ruang dan kamar yang gelap, harus pikir tujuh kali. Jangan jangan ada sesuatu yang membahayakan diri kita.
Demikian juga walet yang pertama kali masuk ke sebuah gedung baru, sebuah gedung asing, sebuah gedung yang belum pernah dia masuki, ada perasaan was-was dan takut. Oleh karena itu, nesting room jangan gelap sebab akan menghambat proses adaptasi.
Pada awal operasional gedung baru, saya selalu mengatur tata ruang se-simpel mungkin. Cahaya ruangan saya atur remang remang. Teknik sekat tidak semua ruang saya sekat full. Hanya sebagian saja yang saya sekat, dan lubang masuk antar ruang bukan jendela melainkan pintu.
Jika ada walet suka tempat gelap, silahkan turun ke lantai dasar yang relatif minim cahaya. Saya memberikan pilihan bagi walet dengan mengatur degradasi cahaya di setiap lantai gedung itu. Ini memberi pilihan yang rasional bagi walet untuk memilih.
Bahkan jika gedung itu sama sekali tidak mungkin ada cahaya masuk dari lubang ventilasi ( misalnya gedung walet tersebut terjepit diantara dua gedung), maka saya harus memberi cahaya buatan yaitu pakai lampu ( listrik) di posisi tertentu, agar ruang dalam gedung itu menjadi remang.
Gedung walet yang gelap akan menghambat proses adaptasi. Hanya walet yang punya mental berani saja yang akan masuk dan bersarang di dalam gedung tersebut. Jumlah walet yang bermental berani ini tidaklah banyak. Maka wajar jika dalam 1 tahun pertama, jumlah walet yang bersarang tidak seberapa banyak.
Kesimpulannya, gedung walet jangan gelap. Berikan semburat cahaya di nesting room, agar walet berani menjelajah ke semua ruangan dalam proses adaptasi. Silahkan atur juga tata ruang yang simpel dengan tujuan agar walet mudah mengingat/ menghapal jalur keluar masuk ruangan. Mudah mudahan artikel ini bermanfaat. Salam hormat.