Hati hati jika ganti suara, bisa bisa waletnya kabur. Ini seperti dialami beberapa member saya di berbagai daerah. Ternyata usut punya usut, teman saya mengganti dengan suara walet yang baru yang ia beli di tempat tertentu. Karena di label mmc suara walet itu tertera nama saya, maka segera saja digunakan suara tersebut di gedungnya.
Tetapi, ternyata perkembangan yang ia pantau, populasi waletnya justru menyusut. Beberapa bercak kotoran walet di lantai yang tadinya mulai menumpuk, kini kering tanda waletnya tak lagi menginap. Teman saya heran. Kenapa ini terjadi??? Lalu ia telepon saya panjang lebar menceritakan kisahnya. Rupanya, ia mengganti dengan suara walet bajakan. Teman ini memang mengakui terbujuk oleh iklan di Facebook, lalu ia membeli suara walet bajakan tersebut dengan harga relative murah.
Saya terus terang merasa ikut prihatin. Suara walet produksi saya selama ini banyak dibajak dan dijual dengan bebas. Celakanya, di dalam suara walet bajakan tersebut telah dimasuki suara-suara aneh yang membuat walet takut. Banyak pemain walet yang masih awam tidak menyadari bahwa ada suara yang membahayakan di dalam suara walet yang ia beli dari orang yang tak bertanggung jawab itu. Orang awam atau para pemula mengira bahwa semua suara walet itu sama. Padahal, walet memiliki kode-kode suara. Ada suara riang, ada suara sedih. Mereka juga tidak bisa membedakan jenis, sifat dan karakter suara walet.
Nah, orang orang awam ini yang kerap menjadi korban penipuan penjual suara walet bajakan. Tentu penjual tersebut hanya mencari keuntungan sesaat tanpa mau tanggung jawab jika ternyata suara walet bajakan itu membahayakan bagi populasi walet yang sudah menginap di sebuah gedung. Cara menjual dan membujuknya pun sangat pandai hingga tidak sedikit yang tergiur. Akibatnya banyak pemain walet yang telah menjadi korban akibat menggunakan suara walet bajakan tersebut. Banyak yang menyampaikan keluhan ini kepada saya.
Seperti diceritakan H. Usman ( bukan nama sebenarnya), yang tinggal di daerah Kalimantan Selatan. Ia menuturkan bahwa sebenarnya waletnya mulai berkembang bagus. Mesin audionya menggunakan produk saya, sekaligus suara panggil dan inapnya juga saya kirim. Dalam 3 bulan, perkembangan waletnya sudah mulai menunjukkan kabar yang menggembirakan. Gedungnya yang berukuran 8 m X 12 meter, 3 lantai mulai memberikan harapan bagus. Namun untuk lantai atas, sama sekali tidak ada walet yang menginap. Populasi walet kebanyakan ada di lantai bawah, hanya sedikit yang di lantai dua.
Lalu, H. Usman mengganti dengan suara baru. Suara panggil dan inapnya diganti. Cuma masalahnya suara walet pengganti tersebut ia beli di tempat tertentu. Memang di labelnya tertera nama saya, tapi Usman tidak membeli langsung dari saya, sehingga tidak ada jaminan keaslian produk. Usman telah salah beli. Pak haji yang awam ini telah membeli suara walet produk bajakan. Tentu semula tujuannya, agar perkembangan waletnya lebih pesat lagi. Ternyata dalam waktu kurang dari 2 minggu, jumlah burung walet yang menginap mulai berkurang. Jika sebelumnya, setelah subuh dia menghitung walet yang keluar dari gedungnya sekitar 200 ekor, setelah diganti dengan suara baru, malah berkurang 25 ekor.
Seminggu kemudian ia menghitung, walet yang menginap tinggal 115 ekor. Usman jadi kuatir. Dengan suara walet bajakan, dalam tempo 1 bulan, populasi waletnya bukannya bertambah, namun justru kabur 85 ekor. Maka, atas kasus tersebut Usman menghubungi saya menanyakan sebabnya. Saya jawab dengan beberapa pertanyaan dan selidik. Saya segera menyuruh untuk mengganti dengan suara lama yang produk asli dari saya. Dan kepada H. Usman, saya minta untuk mengirim produk palsu itu ke alamat saya agar bisa saya teliti.
Memang benar, di suara bajakan itu ternyata ada beberapa suara aneh yang di ‘selundupkan”. Adanya suara asing inilah yang membuat walet kabur. Untung, teman ini belum terlambat jauh, meskipun 85 ekor walet telah kabur entah kemana. Dan setelah menggunakan kembali suara lama, walet berangsur-angsur datang kembali dan secara bertahap populasinya kian berkembang.
Selain kasus pembajakan produk saya, tidak sedikit pula yang menjual suara walet dengan mengatas namakan sebagai produk dari saya. Sering ada telepon maupun sms isinya konfirmasi. “Apakah Pak Arief mengeluarkan produk baru dengan judul “suara walet Gold” ? Di lain hari, ada juga yang sms, apakah Pak Arief mengeluarkan produk Inap super 1, dan Inap super 2 ? dan seterusnya. Saya jawab bahwa semua produk tersebut bukan ciptaan saya, melainkan ciptaan orang lain, yang agar laku dipasaran mereka mencatut nama saya.
Kembali ke soal ganti suara, bahwa pergantian suara walet secara periodik, menurut saya hal itu sangat penting dilakukan. Saya menganjurkan agar secara berkala suara panggil maupun inap, diganti. Tentu jangan sembarang mengganti suara. Gantilah dengan suara yang memang sudah terbukti tidak membahayakan bagi populasi walet dalam gedung tersebut. Timingnya pun harus tepat.
Kenapa saya menganjurkan untuk mengganti suara di gedung secara berkala? Alasannya antara lain sebagai berikut :
1. Walet adalah salah satu jenis burung yang bisa merekam suara atau menghapal suara yang dia dengar setiap harinya. Ini bisa dibuktikan, jika anda amati dan dengar secara seksama, di sore hari saat walet hendak masuk gedung, atau berputar putar mengelilingi rumahnya, burung berbulu coklat gelap acapkali menirukan suara panggil yang sedang diputar. Begitu pula saat malam hari di dalam gedung, walet juga menirukan bunyi suara inap. Ini sebagai bukti bahwa walet juga memiliki kemampuan menyimpan dan menirukan suara yang selalu ia dengar. Jenis burung lain yang bisa menirukan suara dari luar, misalnya burung beo, jalak, dan jenis burung ocehan lainnya.
2. Karena walet memiliki kemampuan merekam suara dari luar itulah, maka walet juga bisa jenuh dan bosan dengan suara tersebut. Dengan mengganti suara yang baru, ini tentu akan direspon walet dengan gembira. Terbukti, jika kita mengganti suara panggil yang baru, banyak walet berkerumun berputar-putar bersahut sahutan. Oleh karena itu dengan mengganti dengan suara yang baru, cara ini dilakukan untuk memberikan refressing pada walet yang jenuh terhadap suara lama.
3. Dalam persaingan ‘perang suara’ yang makin ketat, kita haruslah memiliki stok ‘senjata” suara walet yang cukup handal. Kenapa? Ya agar kita menang dalam berebut walet supaya tidak kalah dengan gedung orang lain. Disini kualitas suara harus diperhatikan dengan cermat. Dengan aneka suara panggil yang diputar dibanyak gedung, ini juga mempercepat tingkat kebosanan walet terhadap suara itu sendiri. Namun jika suara panggil di gedung kita kualitasnya bagus, maka walet tidak cepat bosan. Meskipun demikian, secara berkala, pergantian suara harus tetap dilakukan.
4. Kepada teman saya sampaikan secara sederhana, mengapa pentingnya ganti suara baik panggil maupun suara inap, yaitu karena yang dipanggil masuk dalam gedung adalah kebanyakan walet usia muda. Walet muda lebih suka lagu-lagu baru. Maka kita harus memberikan suara yang selalu baru pula. Suara baru tak selalu ciptaan baru. Saya kadang memutar kembali suara lama. Bagi walet yang belum mendengar, itu tetap saja sebagai lagu baru juga.
Ini tak ubahnya seperti anak-anak muda yang suka pada lagu-lagu baru. Banyak lagu diciptakan musisi, segera laris manis di pasaran. Namun tidak lama kemudian, anak muda akan beralih ke lagu yang lain. Jika sekarang lagu ”alamat palsu’ nya Ayu Ting Ting lagi digemari, bulan depan anak muda sudah beralih ke lagu baru yang lain. Lagu, tergantung komposisi dan aransemen musisi yang menciptakannya. Ada lagu yang bagi telinga pendengar cepat membosankan, sebaliknya ada lagu yang selalu enak di dengar dalam waktu yang panjang.
Jadi agar walet tidak bosan dan selalu datang ke gedung kita, maka secara berkala gantilah dengan suara yang baru. Bisa pula diganti dengan suara lama yang telah diputar pada bulan-bulan sebelumnya. Tentu suara tersebut haruslah yang yang telah terbukti bagus, bukan suara walet yang jelek apalagi membahayakan bagi populasi walet itu sendiri. Insyaallah kita akan sukses ke depan.