“ Kalau kamu punya suatu tujuan, cara paling mudah untuk mencapainya adalah pergi bareng dengan orang yang sudah pergi kesana.”
Prinsip seperti ini dilakukan oleh 4 sekawan, yaitu Mr. Lim Kimkung, Chrim Narom, Ky Sokshan dan Chaily. Mereka ingin sukses usaha budidaya walet. Mereka memilih duniawalet untuk mengantarkan menuju tujuan.
Empat sekawan itu warga Kamboja yang tercatat sebagai alumni seminar duniawalet pada tanggal 8 September 2019 bertempat di hotel The Zuri Palembang. Jauh-jauh mereka menuntut ilmu hingga ke Nusantara. Yaitu ilmu untuk membudidayakan burung walet secara benar.
Seusai seminar mereka membangun RBW (rumah burung walet) di Kampong Thma – Tnaot Chum. Ukuran cukup besar yakni 10 m x 20 m dengan tinggi 3 lantai. Desain gedung khas duniawalet yaitu tanpa rumah monyet. Bulan Februari 2020 yang lalu mereka menghubungi kantor duniawalet agar mengirimkan tim untuk memberikan penanganan khusus di lokasi.
Bang Masrifuddin dan Bang Ilham Bahar ( agen duniawalet Kaltara) mendapat tugas berangkat ke Kamboja. Tanggal 5 Maret lalu, beliau berdua menginjakkan kaki di Bandara International Pochentong, Phnom Penh. Mr. Lim Kimkung sudah menjemput di pintu kedatangan. Arloji masih menunjukkan pukul 10.30. Tidak ada selisih waktu antara Phnom Penh dan Jakarta.
Mr. Lim Kimkung mengajak keliling kota, mencicipi kuliner khas, shoping ke pasar tradisional, dan belanja kebutuhan RBW. Dilanjutkan istirahat di sebuah hotel dekat Cambodian Islamic Center (CIC). Esok harinya mereka berangkat menuju lokasi yang jaraknya lumayan jauh sekitar 120 km. Harus menempuh perjalanan darat 2.5 jam.
RBW di Kamboja memang belum begitu banyak. Belum padat seperti di wilayah Vietnam, Thailand dan Malaysia. Populasi burung walet mulai berkembang. Lahan pertanian terhampar luas dan subur. Terdapat banyak aliran anak sungai yang menyambung ke sungai besar Mekong. Beberapa RBW dibangun dengan “size” besar dengan struktur permanen. Minimal ukuran 8 m x 16 m, tinggi 4 lantai.
Tak lama mobil sampai tujuan. Chrim Narom, Ky Sokshan dan Chaily, sudah menunggu di depan RBW yang tinggal finishing bagian luar. Suhu di dalam RBW sangat sejuk dan lembab. Kondisi itu sangat memenuhi syarat sesuai habitat burung walet. Ini karena dinding RBW disusun dobel bata, ditambah pada bagian tengahnya disisipi sterofoam.
Setelah ngobrol sejenak, Bang Masrifuddin dan Bang Ilham Bahar segera mengatur tata ruang dan setting suara. Tak lama suara original produk BAN dibunyikan. Dalam hitungan detik koloni burung walet langsung berdatangan. Itu menandakan lokasi RBW sangat prospek. Padahal matahari siang sangat terik. Suhu luar cukup panas. Tapi suhu di dalam gedung di angka 27 “ celcius. Saat itu arloji menunjukkan pukul 2 siang. Sekawanan burung berliur mahal itu langsung respon yaitu masuk-keluar LMB berulang-ulang dengan gerakan terbang yang santai. Proses adaptasi mulai berlangsung. Raut wajah Mr. Lim Kimkung dkk terlihat berbinar-binar.
Kamboja tampaknya mulai boming burung walet. Mereka meminta agar dalam waktu 3 bulan ke depan, kantor duniawalet bisa menyelenggarakan kegiatan seminar di Kamboja.