Rumah Burung Walet (RBW) dengan hasil sarang burung yang berkualitas yaitu bentuk sarang sebagian besar mangkok, daging tebal, warna putih bersih, kadar air standar dan jumlah per 1 kilogram antara 90 sd 100 keping, tentu menjadi kebanggaan pemilik RBW. Nama pemilik itu akan sering menjadi perbincangan diantara pengepul sarang. Bahkan hasil panen sarang juga menjadi rebutan. Yang sering terjadi, menjelang jadwal panen, handphone pemilik selalu berdering. Para pengepul saling berlomba adu cepat untuk membeli sarang. Di beberapa tempat, tak segan pengepul memberi ” deposit” agar hasil panen sarang tidak dijual ke orang lain.
Bagaimana agar hasil sarang walet bersih?
1. Faktor kebersihan lantai.
Jika kita pelihara burung kicau, maka minimal sehari sekali sangkar harus dibersihkan dari kotoran. Tujuanya agar sangkar bersih dan burung peliharaan itu sehat rajin berkicau.
Demikian pula pada gedung walet. Secara rutin kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Semakin banyak populasi akan semakin cepat kotoran menumpuk. Kotoran tersebut akan menimbulkan uap amoniak yang naik ke papan sirip dan mengakibatkan sarang walet terkontaminasi. Warna sarang tidak lagi bening putih melainkan keruh dan kekuningan. Oleh karena itu lakukan pembersihan kotoran walet secara rutin.
2. Kebersihan air kolam.
Kolam atau bak air dalam gedung walet juga harus diperhatikan. Kotoran walet yang berjatuhan di bak kolam tersebut membuat kondisi air menjadi kotor, hitam dan berbau tak sedap. Hal itu akan mempercepat proses timbulnya uap amoniak. Apabila kita membuka pintu RBW, bau amoniak langsung tercium tajam. Saya beberapa kali masuk ke RBW yang sudah produktif. Sayangnya warna sarang kusam agak kuning. Saya lihat air kolam menghitam bercampur bulu-bulu, juga bangkai burung walet mengapung dipermukaan. Karena itu seharusnya dilakukan pengurasan dan pergantian dengan air bersih supaya tidak terjadi pencemaran udara di dalam RBW yang menyebabkan kualitas sarang rendah dan harga jualpun akan mengikuti kualitas barangnya.
3. Faktor mesin kabut.
Mesin kabut disatu sisi sangat bermanfaat bagi terpenuhinya kondisi lembab di dalam RBW. Dengan kondisi yang lembab akan disukai burung walet dan bentuk sarang juga bagus serta daging tebal. Mesin kabut merupakan alat bantu kelembapan yang bisa diatur durasi kerjanya melalui timer. Namun apabila faktor kebersihan lantai diabaikan maka apa yang terjadi? Uap amoniak dari kotoran yang menumpuk di lantai akan cepat naik ke papan sirip dan merasuk di dalam sarang. Jika diamati melalui camera cctv, tampak gelembung-gelembung kecil uap perlahan naik ke atas. Dalam 1 minggu sudah terjadi perubahan warna liur walet yang semula bening putih berubah menjadi coklat kardus. Kesimpulanya; yang diperlukan di dalam RBW adalah kondisi lembab yang bersih bukan lembab yang kotor.
4. Faktor polusi asap pabrik.
RBW yang dibangun di lokasi yang tidak jauh dari kawasan industri dimana polusi udara sering terjadi, maka ada kemungkinan udara yang kotor akan masuk ke dalam RBW melalui lubang ventilasi dan mencemari sarang sehingga warna sarang keruh. Beberapa member melaporkan selain polusi asap pabrik, saat terjadi kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera, kualitas warna sarang walet juga itu terdampak. Itu terjadi karena asap kebakaran masuk melalui lubang ventilasi.
Itulah antara lain beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sarang.