Melihat kondisi sebuah RBW ( rumah burung walet), bisa diperkirakan usianya. Antara lain dilihat dari fisik luar bangunan, dari cat dinding, masih baru atau warna sudah pudar dll. Bisa pula dari papan siripnya, dari merata dan tebalnya kotoran di lantai, bau yang menyengat dll termasuk padatnya sarang walet yang menempel di papan sirip.
RBW yang sudah padat populasi, disebabkan sejak lama sudah ditempati burung walet.
Mungkin pada awalnya burung walet masuk rumah hunian tanpa diundang. Kemudian pemilik memodifikasi menjadi rumah burung walet. Dari tahun ke tahun terus berkembang hingga populasinya semakin padat. Salah satu member yang beruntung ini antara lain, Bp H. Gafur dimana gudang spearpart di atas usaha bengkel di Jl. Seram Palangkaraya, kemudian menjadi sumber rejeki yang berlimpah berkah.
Ada juga yang memang sengaja memanggil burung walet dengan cara memasang audio di RBWnya. Salah satu member, 5 tahun lampau membangun RBW 5 lantai dekat danau di pinggiran Kota Muara Teweh Kalimantan Tengah. RBW tersebut merupakan bangunan tunggal tanpa ada kompetitor. Populasi burung walet sangat banyak sebab lokasi berada di daerah pakan. Dengan memasang instalasi/ tata suara, tak lama menampakan hasil. Seiring waktu berjalan. hingga sekarang populasi burung walet kian banyak. Hasil panen sudah puluhan kilogram. Saya pernah membawa 5 tamu dari Vietnam untuk belajar budidaya walet masuk ke dalam RBW ini.
Pada umumnya RBW yang sudah padat populasi akan muncul beberapa problem. Antara lain :
1. Saat dilakukan panen sarang pada populasi yang sudah padat, kadang terjadi telur dan anak walet jatuh. Ini disebabkan efek walet kaget karena ada orang masuk gedung. Karena itu agar koloni walet tidak mengalami kepanikan, 10 menit sebelum masuk RBW, audio harus di off kan. Tujuanya agar walet yang ada di dalam gedung, keluar terlebih dahulu. Ini untuk menghindari terjadinya korban karena efek walet terkejut.
2. Tata ruang masih tetap seperti pengaturan awal. Sebaiknya perlu di update. Mengapa? Karena jumlah penghuni semakin banyak. Tata ruang harus diperlonggar sehingga ruang putar walet menjadi leluasa. Tidak sedikit RBW yang sudah padat sarang tidak dilakukan update tata ruang. Mungkin karena tidak paham atau karena takut mengganggu koloni walet. Akibatnya produksi stagnan.
3. Kebersihan dalam RBW jarang dilakukan. Kotoran walet dilantai menumpuk hingga menimbulkan bau menyengat. Pemilik RBW kadang malas untuk rutin membersihkan kotoran walet yang tiap hari terus bertambah karena banyaknya populasi walet. Akibatnya warna sarang tidak putih sebab terkontaminasi oleh uap amoniak.
4. Kadang instalasi audio lupa di cek bahkan dibiarkan saja. Misalnya ada beberapa twiter inap yang rusak, ada kabel yang putus tapi dibiarkan atau menunda memperbaiki.
5. Kondisi suhu dan kelembapan juga kurang dihiraukan. Misal membiarkan bak air kering. Atau kolam sudah kotor namun tidak segera dibersihkan.
Beberapa hal di atas sering terjadi pada RBW lama.