Tahun 2001 saya diundang untuk menangani RBW di daerah Samuda milik salah satu member. Lokasinya tidak jauh dari pasar. Orang tuanya tinggal di Samuda. Sedangkan member domisili di Banjarmasin. Waktu itu saya sering perjalanan darat Banjarmasin-Samuda. Jalan trans Kalimantan itu belum bagus seperti sekarang ini. Sebagian masih tanah merah. Banyak berlubang. Kalau musim hujan, licin dan membahayakan pengguna. Semenjak Pak Teras Narang jadi Gubernur, jalan utama itu jadi mulus.
Samuda adalah kota kecil yang jarak tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan darat dari kota Sampit Kalimantan Tengah.
Pada 20 tahun lalu jumlah gedung walet belum sepadat sekarang. Masih bisa dihitung dengan jari. Di tempat itu, dulu walet cari gedung. Berbeda dengan sekarang. Jumlah gedung walet 1000 unit lebih. Sekarang Samuda disebut sentra walet jenuh. Jumlah gedung walet sudah berlebihan. Saat ini gedung cari burung. Tidak sedikit gedung walet hanya berisi puluhan sarang meski sudah dibangun sejak lama.
Sentra walet di Samuda bermula dari rumah tinggal berdinding papan. Rumah itu di tepi sungai. Pemiliknya biasa dipanggil Haji Anang Sulai. Itu rumah pertama di Samuda yang ditempati burung walet. Lambat laun populasi semakin bertambah banyak. Investor juga mulai berdatangan dari luar daerah. Aroma duit walet cepat menyebar. Dari Jakarta, Surabaya, Semarang dll. mulai membeli tanah untuk mendirikan RBW.
Member juga membeli sebidang tanah. Dipilih yang dekat rumah H. Anang Sulai. Dibangunlah RBW dengan tinggi 5 lantai. Bangunan bertulang baja berdiri kokoh. Suhu di dalam gedung sejuk dengan angka kelembapan yang sangat bagus disebabkan terdapat sungai besar di belakang gedung.
Bagaimana agar burung walet cepat menginap? Selain mengatur formasi papan sirip berkotak-kotak, agar banyak sudut, saya juga melapisi sebagian papan sirip dengan potongan ram parabola yang terbuat dari alumunium. Meterial tersebut banyak dijual di toko bahan bangunan. Alasan penggunaan ram alumunium karena berasa dingin dan berlubang kecil. Burung walet akan mudah hinggap. Kakinya gampang mencengkeram. Karena terasa dingin maka diharapkan burung walet akan betah hinggap lama, dan akhirnya cepat menginap.
Satu bulan kami kontrol. Hasilnya menggembirakan. Fondasi sarang mulai kelihatan di ram itu. Bahkan leletan liur walet yang masih tipis seukuran rambutpun mudah kelihatan. Rupanya dengan dipasang ram alumunium burung walet merasa senang. Hati member juga ikut senang. Lalu kami keluar RBW. Untuk kontrol lagi bulan berikutnya.
Beberapa bulan kemudian kami kontrol lagi. Sarang sudah jadi. Tapi ada sesuatu yang perlu dilakukan evaluasi. Beberapa sarang terkelupas. Terutama di tingkat atas. Bahkan sebagian jatuh di lantai. Sarang kami amati seksama. Ternyata di dalam daging sarang terdapat serpihan alumunium. Kesimpulanya ram parabola rapuh. Kalah sama liur walet.
Kemudian kami ganti dengan ram alumunium yang kualitasnya lebih bagus. Alhamdulillah hasilnya lebih mantab. Sarang tidak mengelupas atau terlepas lagi.