Burung walet juga mau bersarang menggunakan sarang bekas milik burung seriti. Di artikel ini saya ceritakan sekilas penelitian saya di Bali yaitu di Melaya, Pekutatan dan Negara, Kab. Jembrana tahun 2003. Kemudian di terbitkan oleh Penebar Swadaya dengan judul Budidaya Seriti Biaya Murah.
Burung yang mirip dengan burung walet adalah burung seriti. Karena itu burung walet juga mau menggunakan atau membuat sarang di atas sarang burung seriti.
Sekilas saya ulang persamaan antara kedua jenis burung tersebut antara lain. Dari segi terbangnya sama yaitu mengepakkan sayap lalu melayang di udara. Desain sayapnya khas. Sehingga burung ini lebih banyak terbang daripada hinggap. Hinggapnya di dinding gua atau di plafon rumah/gedung atau tempat yang serupa.
Burung seriti dan burung walet Tidak bisa sembarangan hinggap misalnya di ranting pohon atau di atap genteng, atau bertengger di kawat listrik seperti burung pada umumnya. Kedua jenis burung tersebut kakinya kecil berfungsi untuk hinggap dengan cara menempelkan tubuhnya, atau “duduk”. Kakinya tidak bisa digunakan untuk berdiri seperti burung lainya.
Cara makan juga sama yaitu dengan menyambar serangga kecil yang beterbangan di atas semak belukar atau pepohonan. Seriti dan walet adalah burung liar yang keluar mencari makan pagi hari dan pulang menjelang malam.
Cara membuat sarang juga sama. Burung seriti akan mengeluarkan liur dari kerongkonganya untuk membuat sarang. Liur ini berfungsi sebagai perekat. Burung seriti membuat sarang di sudut plafon, di dinding gua dan lain sebagainya. Karena kemampuan berliurnya sedikit, burung seriti mengambil bahan tambahan berupa rumput kering, daun pinus/ cemara, kadang juga plastik atau tali rafia. Di beberapa daerah, burung seriti bersarang mengunakan serat ijuk. Di daerah Brastagi Sumatera Utara, burung seriti membuat sarang dari lumut kering yang banyak terdapat di bebatuan gua.
Sewaktu saya mengadakan penelitian di Bali, burung seriti banyak bersarang di dalam jineng. Jineng yaitu bangunan bertiang kayu beratap daun rumbia. Ukuran sekitar 4 m x 6 m, tinggi 6 meter. Jineng dibagi dua bagian. Pada bagian bawah dibuat tempat duduk lesehan atau berbaring santai yang disebut balai bengong. Di bagian atas untuk tempat menyimpan padi. Lumbung kecil ini aman dari tikus. Jineng dibangun di luar rumah dekat dapur. Terdapat jendela kecil sehingga burung seriti bisa masuk dan bersarang di dalamnya.
Bentuk atap jineng seperti rumah. Air hujan mengalir ke sisi samping kiri kanan. Di dalamnya burung seriti bersarang menempel di reng bambu. Ada yang posisi di atas, di tengah ada juga yang di bawah.
Jineng laku dijual. Harganya tergantung jumlah sarang seriti yang ada di dalamnya. Semakin banyak sarang seriti harga semakin mahal. Pembelinya yaitu mereka yang akan budidaya burung walet. Gedung waletnya harus disiapkan dulu dan dibangun tidak jauh dari posisi jineng. Pada lantai dasar, disiapkan pintu lebar agar jineng bisa masuk.
Jineng akan diangkat dan digeser secara perlahan-lahan. Bisa memakan waktu berhari-hari tergantung jarak dan tingkat kesulitan rute yang dilalui. Biarpun jineng dipindah tempat, burung seriti tidak kabur. Ada teknis khusus. Intinya adalah menggeser jineng secara bertahap.
Setelah jineng masuk ke dalam gedung walet, proses selanjutnya mengganti telur seriti dengan telur walet. Ini disebut proses ganti telur. Beberapa bulan kemudian lahirlah anak-anak burung walet di dalam jineng karena jasa burung seriti. Proses ganti telur terus dilakukan agar populasi burung walet bertambah banyak.
Semakin dewasa burung walet akan membuat sarang di papan sirip atau di dalam jineng.
Namun ada juga burung walet yang mengusir paksa induk seriti dari sarangnya dan menggunakan untuk bertelur. Burung seriti kalah karena fisiknya lebih kecil. Terpaksa ia membuat sarang lagi. Di dalam jineng terdapat 3 bentuk sarang. Yaitu pertama, sarang burung seriti terbuat dari rumput kering. Kedua sarang burung walet, terbuat dari saliva. Ketiga sarang campuran, yaitu sarang burung walet yang menggunakan sarang seriti bekas.
Semakin lama, sarang di dalam jineng semakin padat. Maka secara bertahap sambil menunggu sarang sudah kosong dari telur maupun anak, jineng dibongkar agar semua burung seriti dan burung walet berpindah bersarang di papan sirip.
Jineng yang sudah dibongkar, ada yang dirakit kembali untuk memancing burung seriti di lokasi lain.
Saat itu belum dikenal cara praktis memanggil burung walet masuk gedung dengan menggunakan suara rekaman seperti sekarang ini.