Kecoa, cicak, semut (kecimut), adalah hama yang juga harus dibasmi keberadaannya di dalam gedung walet. Keberadaan kecimut memang tidak membuat walet takut, tapi merugikan bagi walet maupun pemilik gedung. Kecoa memakan sarang walet. Sarang jadi berlubang. Telur walet akhirnya jatuh ke lantai. Proses regenerasi jadi terganggu. Jika anda mendapati sarang walet tidak utuh, kemungkinan itu digerogoti secara pelan-pelan oleh kecoa.
Sementara semut (semut kecil warna merah), dia lebih suka mengerubuti pondasi sarang walet yang masih basah, lalu memakannya secara bersama-sama. Bagi semut merah, liur walet yang masih basah adalah makanan lezat. Bau liur walet yang khas, menebarkan aroma yang membuat semut terangsang untuk datang dan memakannya. Pada kasus lain, semut merah juga menggigit tubuh anak walet sampai mati. Setelah mati, semut akan memakan bangkai anak walet yang malang itu.
Cicak juga menggerogoti sarang walet. Caranya, cicak menjilat-jilat sarang. Setelah sarang agak lembek, lantas cicak mengigit dan menelan sarang sedikit demi sedikit, akhirnya sarangpun rusak tidak utuh lagi. Harga sarang yang rusak tentu menjadi murah.
+ Pak Arief, gedung walet saya waktu itu, baru 3 bulan, tapi kenapa sudah ada puluhan kecoa di dalamnya. Darimana datangnya kecoa ya Pak?
-. Mungkin kecoa datang dengan cara terbang dari gedung lain. Kemudian masuk ke dalam gedung melalui pintu burung atau ventilasi. Yang jelas kebanyakan gedung walet, pasti ada kecoa di dalamnya. Apalagi jika kondisi gedung walet tersebut banyak air, kelembapan tinggi, dan banyak tempat sembunyi, kecoa akan berbiak dengan cepat di dalamnya.
+ Bagaimana cara membasminya Pak?
_ Selama ini apa yang sudah anda lakukan?
+ Saya sudah menyemprot dengan racun kecoa tiap minggu. Sebagian besar langsung mati, tapi binatang ini muncul lagi. Lalu saya semprot lagi, mati, dan muncul lagi. Saya kadang kawatir, bau racun kecoa ini akan mengganggu walet. Masalahnya, kecoa bersembunyi di sela-sela papan sirip, dan saya menyemprotnya di sela papan sirip itu juga. Jadi terus terang saya kawatir, walet bisa kabur gara-gara bau racun serangga itu. Maka belakangan ini saya sudah tidak menyemprot lagi.
-Jadi, kecoanya tambah banyak dong?
+ Mungkin iya Pak. Memang saya belakangan ini mulai rutin mengontrol kondisi gedung, dan jika saya mendapati kecoa langsung saya bunuh.
-Bisa cerita sedikit?
+ Saya sudah tidak lagi menyemprot dengan racun kecoa, karena takut walet terganggu. Sebagai gantinya saya pakai cara konvensional, yaitu menggunakan sandal jepit, yang ukuran 41, atau lebih bagus lagi sandal yang ukuran besar.
-Maksudnya?
+ Saat saya mengontrol dalam gedung walet, jika saya mendapati kecoa, lantas saya pukul pakai sandal dan kecoa langsung mati. Kadang saya dapat 5 ekor, kadang 10 ekor. Tapi kalau pakai sandal ukuran kecil, sering meleset, kecoa lari sembunyi. Kalau sudah sembunyi, sulit, karena bersembunyi di sela-sela papan sirip.
-Ah ngaco deh loe…
+ Habis sudah mentok pak, gak ada cara lain.
– Lantas bagaimana cara membasmi cicak?
+ Mana saya tahu Pak. Kalau ada cicak saya biarin saja. Sebab begitu cicak lihat muka saya, langsung cicak lari sembunyi. Mungkin muka saya kaya buaya. Jadi cicak takut sama buaya…
-Hampir semua gedung walet, di dalamnya kita dapati ada binatang melata ini. Malam hari puluhan cicak terlihat di dinding gedung walet yang berlampu. Itu karena cicak cari makan karena banyak serangga. Siang hari, cicak sembunyi dalam gedung. Jika lapar, sarang walet jadi sasaran untuk mengisi perutnya.
+Jadi, cicak juga harus dibasmi ya Pak.
– Menurut kamu bagaimana?
+Untuk membasmi semut bagaimana Pak? Sebab di gedung saya juga ada semut. Semut makan pondasi sarang walet. Akhirnya walet tak mau lagi melanjutkan membikin sarangnya. Yang lebih kasihan, saya pernah menjumpai anak walet digigit semut. Semut kecil warna merah. Saya tidak bisa membayangkan betapa menderitanya piyik walet itu. Sebab yang menggigit tubuh anak walet itu, bukan satu dua ekor semut, tapi puluhan semut. Tangan kita saat digigit 1 ekor semut saja, gatalnya bukan main, apalagi puluhan semut yang menggigit tubuh anak walet yang masih merah, duh..pasti sangat sakit.
-Dari mana kamu tahu kalau ada anak walet yang digigit semut? Bukankah anak walet ada di sarangnya, mana bisa mata kamu mampu melihat ada semut? Apalagi penerangan di dalam gedung walet relative remang.
+Ceritanya begini Pak. Saat saya kontrol gedung walet, saya curiga, ada 2 ekor anak walet yang tubuhnya dan sayapnya bergerak-gerak terus. Pikir saya, pasti ada sesuatu yang terjadi pada anak walet itu. Saya segera ambil tangga. Lalu saya naik mendekati sarangnya. Oooh… ternyata seluruh tubuh anak walet dikerubuti rombongan semut. Saya geleng-geleng kepala. Yang lebih sadis, kedua mata anak walet pun tak luput dari gigitan semut. Uuuhh.. saya merinding melihatnya..Suara anak walet yang kesakitan ini sudah tak kedengaran lagi. Mungkin serbuan itu telah terjadi beberapa jam yang lalu, sehingga tangis anak walet sudah tak ada lagi.
-Terus apa yang kamu lakukan?
+Saya ambil anak walet dari sarangnya, lalu seluruh tubuh anak walet itu saya bersihkan dari semut. Sebelum anak walet itu saya kembalikan ke sarangnya, terlebih dahulu di sarang saya taburi kapur ajaib (kapur anti semut) yang sudah saya lembutkan. Tujuannya agar semut tak datang lagi. Besoknya, saya masuk gedung lagi, dan mendapati dua ekor anak walet sudah jatuh ke lantai, mati dengan tubuh membiru. Di tubuh bangkai anak walet itu, semakin banyak semut yang berpesta.
– Apakah tempat sembunyi semut sudah kamu temukan?
+Itulah yang membuat saya cemas Pak. Sampai sekarang belum ketemu sumber semut sembunyi. Saya kawatir, lain hari anak walet akan diserang oleh rombongan semut merah lagi.
-Bagaimana tindakan kamu selanjutnya ?
+Saya akan cari sumber semutnya sampai ketemu, dan saya akan rutin mengontrol gedung\ dan sarang.
-Mau tahu caranya membasmi kecimut ?
+Pasti dong. Pak Arief kan suka bagi-bagi ilmu.
+Enak aja, emangnya ilmu gratis? Saya eksperimen perlu biaya, keluar tenaga dan pikiran tau ! Di dunia ini gak ada yang gratis gitu loh…
-Saya siap bayar Pak, asal saya mampu…
+ Yang penting praktekkan dulu resep ini. Jika terbukti manjur dan kamu puas, bayar semampu dan se ikhlas kamu…
-Saya percaya resep Pak Arief pasti joss. Sebab Pak Arief memang suka meneliti kasus-kasus dalam budidaya walet.
+ Ingat baik-baik resep ini. Caranya begini : 1) Siapkan bahannya : susu (bisa susu milk atau susu bubuk), gula putih, madu, dan racun ( saya pakai “regen”, racun untuk membasmi hama di pertanian. 2) Cara pembuatan : ambil piring plastik/ atau tempat lain. Masukkan susu, gula pasir dan madu masing-masing 2 sendok makan. Aduk hingga merata. Jika kurang cair, tambahkan air secukupnya. Setelah itu, masukkan 1 atau 2 tetes ‘regen”. Kemudian aduk hingga merata juga. 3). Cara penyajian : Tempatkan piring yang berisi “cairan sangat manis dan beracun” itu di tempat yang mudah dijangkau kecimut. Mungkin kamu perlu menempatkan beberapa piring jika gedung waletmu luas serta bertingkat. Resep ini dijamin sangat efektif. Aroma campuran susu gula madu yang khas, serta rasanya yang sangat manis pasti akan merangsang kecimut mencicipi. Setelah itu, dijamin kecimut pasti tewas.
-Baik pak saya akan praktekkan. Mudah-mudahan gedung saya bebas dari kecimut.
+ Ya, jika sudah membuktikan kemanjuran resep itu, jangan lupa bayar
-Pasti Pak, bayar berapa dan transfernya ke mana?
+ Entar deh saya SMS. Yang pasti, bayarnya pakai uang, jangan pakai sandal jepit.
– Ok deh Pak, Tq