Keistimewaan dari budidaya walet tidak hanya dari air liur (saliva) nya saja, tapi agar menghasilkan sarang walet berkualitas diperlukan tempat atau gedung yang kondisi iklim mikro di dalamnya meniru habitat asli dari burung walet yakni gua yang lembap dan sejuk. Sehingga iklim mikro berupa suhu dan kelembapan dalam gedung, perlu diperhatikan secara serius oleh petani walet.
Tantangan muncul ketika faktor eksternal berupa perubahan cuaca, yang tidak hanya berpengaruh ke kondisi gedung tapi juga pada aktivitas burung walet.
Di musim kemarau, koloni burung walet pulang petang bahkan malam hari. Tak ada lagi kesempatan bagi burung walet untuk beradaptasi pada gedung baru. Suhu dan kelembapan gedungpun terpengaruh ikut berubah. Suhu beranjak naik dan membuat kelembapan cepat menguap.
Di musim penghujan, serangga yang tersedia sangat melimpah. Gedung yang dekat dengan lokasi pakan, membuat burung walet dekat mencari makan dan akan cepat kenyang. Itu semua berpengaruh pada proses berbiak.
Di sisi lain, keberadaan angin kencang serta hujan deras seringkali menerbangkan tubuh walet yang kecil ke lokasi yang jauh. Burung walet bisa tersesat dan tidak berhasil pulang ke rumah asal.
Jadi apa yang bisa kita lakukan Pak Arief? Sedangkan cuaca itu faktor eksternal yang tidak bisa kita kendalikan?
Di musim kemarau, yang utama perhatikan suhu dan juga kelembapan. Sebagai upaya menciptakan kondisi kelembapan, salah satu caranya yaitu membuat kolam air di lantai dasar atau di tiap lantai. Semakin lebar kolam akan semakin merata kelembapan ruangan. Udara dalam gedung akan terasa lembab, karena udara mengandung air. Agar kelembapan lebih tinggi lagi, bisa dikombinasikan dengan memasang mesin kabut di tengah kolam, agar kelembapan bisa lebih menyebar secara efektif, bisa juga dikombinasikan dengan kipas angin.
Bagaimana dengan penempatan kolam air? Sebaiknya di tengah atau di pinggir dinding?
Pada dasarnya, semakin lebar permukaan air akan semakin mudah tercapainya kelembapan ruang. Gedung ukuran kecil/sempit, bisa membuat bak air di pinggiran dinding. Untuk gedung ukuran lebar dan luas, akan lebih efektif membuat kolam air ditempatkan di tengah ruangan. Kolam bisa dibuat non permanen menggunakan papan dan terpal tebal. Pada bagian alasnya menggunakan triplek agar terpal tidak mudah bocor.
Dengan keberadaan kolam air ini, gedung walet ukuran kecil yang cenderung rentan terpengaruh cuaca saat kemarau, suhunya akan tetap sejuk dan angka kelembapan ideal.
Musim kemarau juga menyebabkan walet terbang lebih jauh dan berakibat lambat pulang. Bukan tanpa sebab, hal tersebut dikarenakan jumlah serangga sangat sedikit. Burung walet harus mencari makanan hingga puluhan kilometer.
Terlebih apabila musim kemarau disertai kebakaran seperti yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera beberapa tahun lalu. Asap kebakaran tentu menjadi problem serius bagi petani walet. Agen Duniawalet di Tarakan, Bang Masrifuddin mengabarkan kabut asap tebal telah mengepung gedungnya yang berada di Nunukan, Kalimantan Utara. Namun untuk mengatasinya, gedung dipasang lampu sorot untuk memandu walet pulang terutama di sore hari.
“Saya pasang lampu terang yang menyorot wajah gedung. Agar burung walet dari jauh terbantu mengenali gedungnya. Sehingga ribuan koloni walet tidak tersesat pulang ke rumahnya”. jelasnya
Keberadaan lampu yang menyoroti gedung membuat walet melihat LMB termasuk pada musim penghujan. Jarak pandang yang terhalang hujan deras akan membantu walet terutama anakan walet kembali ke gedung asal. Pada musim hujan dimana tiap sore sering mendung atau hujan serta cahaya matahari lebih cepat redup. Dengan memasang lampu sorot yang menerangi LMB, dari jauh burung walet sudah bisa mengenali gedungnya. Sedangkan RBW lain yang tidak pasang lampu akan tampak gelap. Dinding sekitar LMB yang terang di malam hari juga menjadi tanda atau identitas bahwa itu rumahnya. Penerangan tersebut sangat menguntungkan bagi perkembangan populasi burung walet. Beberapa ekor burung walet yang terlambat pulang sampai pukul 9 malam, tetap mudah masuk LMB karena keadaanya terang.
Kesimpulannya ; para petani walet harus memperhatikan faktor eksternal, karena walet adalah burung liar yang ikut terpengaruh lingkungan sekitar. Jika sampai pemilik gedung lalai, maka bukan saja berakibat pada kualitas sarang dan produktifitas, melainkan bisa menjadi faktor pendorong berpindahnya walet muda ke gedung lain yang faktor suhu dan kelembapan lebih bagus kondisinya. Tanpa disadari, satu persatu burung walet migrasi ke gedung lain yang lebih memberikan kenyamanan.
Salam sukses budidaya walet