Gedung walet yang tidak produktif ternyata bermacam sebab. Salah satunya adalah kemasukan predator. Predator ini jarang dialami petani walet lain. Dan keberadaanya jarang terendus. Namun efeknya populasi walet tak bertambah. Bahkan cenderung berkurang. Yaitu gedung walet kemasukan ular. Ular memangsa burung berliur mahal ini. Bangkainya tidak terlihat. Sebab ular menelan semua tubuh burung walet. Sebagian walet penghuni kabur menyelamatkan diri. Telur dan anak walet juga menjadi sasaran. Pemilik bingung. Kenapa sudah 1 tahun ini perkembanganya stagnan? Padahal semua sudah sesuai. Baik suhu, kelembapan, tata ruang, pengaturan cahaya, juga tata suara. Sementara tikus, tokek atau burung hantu tak pernah tampak dalam gedung.
Ini dialami oleh 3 petani walet di Kandangan Kalimantan Selatan. Saya menyimak pengalaman H. Riswandi, Faozan dan H. Usaman. Mereka baru tahu bahwa penyebab adalah ular. Ular kembang atau mereka menyebut ular pohon yang bisa terbang dari pohon ke pohon. Ular ini sebesar ibu jari kaki. Kadang tampak melata di atap gedung walet.
Sudah 1 tahun ini H. Usaman dibikin pusing. Konsultasi terus dilakukan namun hasil tak nampak. Perkembangan walet masih begitu-begitu saja. Bahkan berkurang. Semua ikhtiar sudah dilakukan. Rezeki sudah ada yang mengatur, begitu cara dia menghibur diri.
Suatu hari beliau masuk ke dalam gedung. Mendapati 3 ekor burung walet mati di lantai. Dipungutnya burung malang itu lalu diamati. Tak ada tanda mencurigakan. Namun yang mengejutkan, di sudut sekat belakang beliau melihat benda aneh. Yaitu selongsong kulit ular.
Beliau tak habis pikir. Darimana ular bisa masuk gedung? Apakah gara-gara predator melata ini yang membuat populasi walet stagnan?
Esok hari H.Usaman mengecek semua sudut gedung termasuk membongkar lapisan dinding kalsibot dan sterofoam. Hasilnya nihil. Lalu beliau naik ke plafon atas. Dilihatnya selongsong kulit ular. Namun ular tak ketemu. Entah sembunyi dimana.
Esok hari beliau pasang jaring ikan di seluruh dinding gedung bagian bawah. Tujuannya menjerat ular. Benar saja. Seminggu kemudian dicek, seekor ular sebesar ibu jari kaki mati terjerat jaring.
Yang dialami H. Riswandy juga sama. Gedungnya kemasukan ular. Diduga ular masuk melalu lubang masuk burung ( LMB). Ini juga jenis ular pohon yang bisa terbang dari satu pohon ke pohon atau ke rumah. Populasi walet di gedung H. Riswandy juga stagnan. Bahkan tak ada lagi burung walet yang ramai adaptasi pagi dan sore seperti hari sebelumnya. Walet trauma ular.
Kasus ini diketahui saat beliau masuk ke dalam gedung, betapa terperanjat mendapati kulit ular di lantai. Ternyata biak keroknya adalah ular. Jaring ikanpun segera dipasang. Tak lama ular terjerat jaring. Semenjak itu burung walet mulai berkembang.
Nasib serupa juga dialami Faozan. Anak muda ini tercatat sebagai member sejak 2011. Populasi waletnya sudah besar. Panen sudah lebih 10 kg. Wajar Faozan tak menyadari kalau sebenarnya burung waletnya berkurang karena dimangsa ular. Faozan baru tahu ada ular di gedung waletnya setelah melihat kulit ular di sudut gedung yang tertutup tripleks. Jaring ikan segera dipasang untuk menangkap ular.
Kenapa ular masuk gedung? Apakah binatang ini mencium bau mangsa di dalam gedung walet? Kemungkinan seperti itu. Jenis ular pohon terbiasa makan burung kecil, anak dan telur burung disarang di pepohonan. Bau penciuman ular yang tajam menggiringnya masuk mencari mangsa di dalam gedung walet.
Kandangan adalah salah satu lokasi yang menurut saya termasuk sangat prospek walet. Rumah sederhana ukuran 4 mx 5 m berlantai 3 yang cuma berdinding asbespun dihuni burung walet.
Kandangan adalah kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berjarak 135 km dari Banjarmasin. Populasi burung walet di wilayah ini sangat besar. Disebabkan kondisi geografis yang sangat mendukung.
Tanggal 2 November kemarin saya menengok 2 bidang tanah yang saya siapkan untuk investasi usaha burung berliur mahal ini.
Investor luar kota juga melirik lokasi ini. Bp. dokter Yapto dari Jakarta, beliau alumni seminar walet pertama tahun1999, malah sudah menyiapkan 9 lokasi tanah. Survey lokasi dibantu Nanda, agen duniawalet Kandangan.
Membeli tanah harus hati-hati. Jangan terburu-buru. Jangan hanya karena lokasi yang telah disurvey banyak populasi burung walet. Terutama di lokasi hamparan tanah kosong. Perlu di cek terlebih dahulu ke Badan Pertanahan setempat. Sebab sebagian tanah tak bisa diurus sertifikat. Karena termasuk tanah HGU.