Karena budidaya burung walet tidak ribet, maka usaha ini tidak melulu dikerjakan oleh kaum adam. Dari kalangan perempuan ada juga yang menekuni usaha ini.
Banyak member duniawalet dari golongan emak-emak ini. Ada member khusus ada yang peserta seminar. Mereka selama ini rajin konsultasi on line. Saya melayani dengan senang hati.
Member emak-emak ini antara lain ada Tacik Ag ( Pangkalanbun), Ibu Sun ( Pangkalan Lada) Kalteng, Tacik Na (Sampit), Tacik Lan ( Samuda), Tacik We ( Banjarmasin), Ibu Rat ( Balikpapan), Ibu Yan ( Kutai Barat), Ibu Yen ( Palu), Ibu El ( Sibolga-Sumut), Ibu Syl ( Kupang), Non Am ( Bali). Ibu Mar ( Dompu-NTB). Dan masih banyak lagi yang lainya.
Di Sampit, Tacik Na adalah member sejak th 2001. Selesai peristiwa kerusuhan antar suku, saya menangani RBW beliau. Sudah 19 tahun lampau. Namun komunikasi dan konsultasi tetap terjalin dengan baik. Hasil panen selektif sarang walet mencapai 30 kg lebih. Maklum RBW sudah lama. Dan populasi walet terus bertambah secara aman. Sebab panen dilakukan secara benar; panen selektif. Yakni hanya memanen sarang dimana anak walet sudah terbang. Disebut juga panen sarang bekas pakai. Sarangnya memang sedikit kotor dan agak kekuningan. Biarpun demikian, itu cara panen yang benar yaitu panen yang memuliakan populasi burung walet.
Ukuran bangunan hanya 5 m x 20 m, 4 lantai. RBW ini modifikasi ruko. Letak ruko tidak jauh dari pasar tradisional Sampit. Lantai dasar dipakai untuk jualan produk kebutuhan wanita, seperti tas, sepatu, baju dan asesoris.
Minggu lalu Tacik Na, telpon meminta kesediaan saya datang ke Dobo untuk survey lokasi walet.
+ : ” Dimana Dobo?” tanyaku.
– : ” Dari Ambon naik pesawat Wing Air turun di bandara Gwar Gwammar. Dobo adalah ibukota Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Ini daerah tepi pantai. Banyak terdapat gua alam yang dihuni burung walet, ” jelasnya.
+ : “Apa alasan cari lokasi teramat jauh?” tanyaku menyelidik.
– : ” Karena potensi waletnya besar dan belum ada saingan.”
Saya salut. Pemilihan lokasi untuk budidaya walet memang harus tepat. Jika lokasi tersebut banyak terdapat burung walet, dan belum ada yang membudidayakan, maka peluang keberhasilanya akan lebih besar.
+ : “Mengapa masih semangat mengembangkan usaha ini?
– : “Karena menurut saya usaha budidaya walet mudah saya kerjakan. Berbeda dengan usaha ternak ayam, ternak ikan, ternak lebah, sapi, kambing, dll. Yang utama, pemilihan lokasi harus potensial. Desain RBW tidak boleh salah. Tata ruang harus benar. Settingan tata suara juga harus tepat. Suhu dan kelembapan musti sesuai. RBW harus aman dari gangguan predator. Selanjutnya, sabar menjalani proses,” jelasnya.
Saya angkat jempol dengan semangat emak satu ini.