Dalam perjalanan ke Jogjakarta tgl 15 Agustus kemarin, saya sempat kontrol gedung walet milik salah seorang member duniawalet di Jawa Tengah tepatnya di Sleman, sekitar 30 menit dari Candi Borobudur. Saya memanggilnya mas Nendy. Usianya masih muda dan bersemangat mencari peluang usaha. Selain sibuk jual beli saham secara on line, beliau juga membangun gedung walet. Sudah 2 tahun gedung waletnya berdiri dengan konsultasi rutin sejak awal.
Wilayah Sleman termasuk daerah pakan. Terhampar sangat luas perkebunan salak pondoh. Salak yang terkenal manis banyak dijual di pinggir jalan Jogja-Magelang untuk oleh-oleh. Sebagaimana perkebunan sawit, di lokasi perkebunan salak pondoh ini juga banyak beterbangan serangga kecil. Suhu dan kelembapan lingkungan sangat memenuhi syarat sesuai habitat walet. Sementara kompetisi atau persaingan tidaklah ketat. Faktor internal dan eksternal memenuhi syarat. Wajar jika perkembangan populasi walet dalam gedung mas Nendy cukup menggembirakan.
Gedung walet mas Nandy cuma 1 lantai di atas tempat tinggalnya. Ukurannya 8 x 10 mtr tinggi ruang 4 mtr. Sepatu boot sudah disiapkan agar kaki tidak basah karena lantainya full air. Karena itu kondisinya lembab, suhunya juga nyaman sekitar 27″C. Papan sirip dari jenis kayu sengon dengan formasi kotak-kotak. Populasi walet berkembang menggembirakan. Salah satunya karena ruang yang tinggi membuat koloni walet merasa aman jauh dari jangkauan predator. Hal itu memang naluri semua makhluk hidup dimana proses berkembang biak bisa berlangsung dalam kondisi aman.
Formasi papan siripnya ber kotak-kotak, itu juga membuat walet lebih merasa savety, tidak terganggu oleh koloni walet lain. Sirip kotak juga memudahkan walet untuk membuat sarang.
Siang itu saya masuk ke gedung mas Nendy yang suhu dan kelembapanya memenuhi syarat. Kenapa mudah mengatur suhu? Antara lain karena ruangan tinggi sehingga volume udara cukup banyak, disamping itu sirkulasi udara juga lancar. Bagaimana dengan kelembapan? Juga mudah mengaturnya, disebabkan seluruh lantai digenangi air setinggi 20 cm. Permukaan air yang luas membuat kelembapan merata seluruh ruangan. Jika musim kemarau agar kelembapan naik maka volume air ditambah. Jika musim hujan, ketinggian air dikurangi agar kelembapan turun.
Yang sedikit menjadi problem adalah cara panen. Mas Nendy harus menyiapkan tangga agar tangan mudah menjangkau papan sirip saat panen.
” Banyak sarang bakpao pak Arief, ” kata anak muda berkacamata ini.
Memang selama ini mas Nendy belum pernah panen. Dibiarkan saja selama 2 tahun dengan tujuan memproduksi burung dulu. Maksudnya yaitu agar populasi walet berkembang biak tanpa ada gangguan apapun. Maka formasi papan sirip dibuat berkotak-kotak dengan maksud untuk memudahkan walet membuat sarang di sudut sirip.
” Yang penting populasi burung walet berkembang biak dan beranak pinak, biarpun sarangnya berbentuk sudut tak masalah. Merubah sarang sudut ke sarang mangkok tidaklah sulit. Tinggal melepas papan sekat di papan sirip, sudah teratasi problem sarang sudut. Sekarang ini jika dihitung sekitar 70% sarang ada di sudut. Sarang mangkoknya 30 %. Program berikutnya, melepas sekat di papan sirip agar posisi sudut berkurang. Posentasi sarang mangkok secara bertahap akan menjadi 90%, ” kata mas Nendy yang sudah khatam buku-buku budidaya walet yang saya tulis.
” Pak Arief, saya setuju dengan pendapat bahwa yang penting walet suka kondisi dalam gedung, termasuk ruang yang tinggi. Untuk panen sarang memang agak sedikit repot karena harus menyiapkan tangga. Tapi hal itu tak masalah. Panen sarang goa yang tingginya puluhan meter saja bisa dilakukan, apalagi tinggi ruangan gedung ini hanya 4 meter.” lanjutnya.
Bagaimana dengan gedung walet yang tinggi ruang hanya 1.75 meter bahkan ada yang 1.5 mtr saja? Apakah walet mau bersarang di ruang yang pendek tersebut?
Burung walet tetap mau bersarang di ruang yang pendek, asalkan suhu dan kelembapan ruang terpenuhi dengan baik. Selain itu persaingan berebut walet belum begitu ketat. Ini seperti gedung walet milik H. Soeharto di Kerengpangi, Katingan, Kalteng. Sekitar tahun 2010 saya bantu beliau, mengatur LMB nya yang semula ada cerobong kotak saya minta dilepas saja. Juga mengatur tata ruang, saya gunakan kain tebal warna hitam untuk sekat ruangan. Biarpun ruangan pendek sekitar 180 cm, alhamdulillah sekarang hasil panen sudah puluhan kilo. Pada 8 tahun lalu persaingan antar gedung walet di Kerengpangi belum sepadat sekarang. Sehingga walet tidak banyak pilihan.
Tinggi ruangan di bawah 2 meter, volume udara di dalamnya jelas tidak banyak sehingga kadang menjadi problem untuk menurunkan suhu ruangan kecuali jika sistem sirkulasi udara sudah dirancang dengan baik.
Berapa ukuran tinggi ruang pada gedung walet yang standar?
Seperti yang saya jelaskan dalam buku 18 Desain Gedung Walet Paket Hemat, ukuran tiap lantai 2,5 mtr sudah cukup. Saat panen tidak repot, dan burung walet juga sudah merasa aman dan nyaman. Pada lantai dasar tinggi ruang 3 meter. Ini untuk menjaga jangan sampai papan sirip mudah terserang jamur disebabkan lantai dasar kondisinya lebih lembab.
Semoga bermanfaat.