Saya menerima keluh kesah seorang teman yang tinggal di Barito Selatan, KalimantanTengah. Keluh kesah tersebut berhubungan dengan gedung waletnya yang tergangguoleh ulah tetangga. Menurutnya, gangguan itu sering terjadi tiap sorehari saat burung walet beradaptasi, yaitu tetangga membakar sampah, atau membakar apapun yang bisa dibakar. Tetangga itu memang melakukan aktifitas pembakaran di tanah miliknya sendiri. Dampak pembakaran itu,asapnya mengepul di sekitar gedung walet milik teman ini.
+Saya serbasalah menghadapi ulah tetangga yang suka bakar-bakar di samping gedungwalet saya Pak… pusing saya dibuatnya.
-Apakah tetanggamu sengaja melakukan itu?
+Mungkin begitu..
-Kenapa ?
+Mungkin iri ..
-Kenapa iri?
+Mungkin karena gak punya gedung wallet..
-Mungkin suara panggilnya terlalunyaring jadi telinga tetangga sangat terganggu
+Padahal volume suara panggil sedang-sedang saja pak. Tetangga yang lain baik-baik saja… hanya satu orang ini yang kebetulan tanahnya berbatasan dengan lokasi gedung walet saya yang hatinya sirik…dia suka bakar-bakar.. asapnya di sekitar gedung walet saya…
-Mungkin hatinya terbakar melihat orang lain maju.. di rongga dadanya mungkin juga penuh asap..
+Mungkin begitu…
-Sudah kamu lakukan pendekatan secarakekeluargaan…?
+Sudah pak..bahkan bini saya sering kirim ikan goreng untuk lauk pauk..
-Jangan menyerah… seringlah datang ke rumahnya…silaturahmi.. bawa buah-buahan.. Kalau dia punya anak kecil,maka gendonglah dia..ajak bercanda atau bermain.. kasih permen, sosis ataukasih apalah kesukaan anak kecil..ambil hati si anak itu.. maka pelan-pelanhati orang tuanya akan terambil oleh sikapmu…Mudah-mudahan tak lama lagi, diatak akan bakar-bakar sampah di sekitar gedung waletmu..
+Apakah walet sangat terganggu dengan asappembakaran itu Pak?
-Dari pengalaman selama ini, walet tidak terganggu dengan adanya asap yang mengepul di sekitar gedung walet. Sayapunya teman di Jambi. Rumahnya tidak jauh dari Mapolwil Jambi. Gedung waletnya dibangun di lokasi penimbunan karet. Sony nama teman saya ini. Selain usaha hotel juga usaha di bidang jual beli karet. Di lokasi itu..alamaaaaaak… bau karetnya.. uuhh…luar biasa menyengat. Saya harus menutup hidung rapat-rapat saat masuk ke lokasi. Bagi hidung para pekerjanya, mereka sudah terbiasa. Demikian juga bagi koloni walet, sudah terbiasa dengan bau menyengat itu. Sering sisa-sisa karet yang rusak dibakar, asapnya tebal hitam membumbung ke langit, melewati LMB. Tapi sampai sekarang ini, kenyataannya walet tak terganggu, bahkan populasinya tambah banyak.
Teman saya yang lain, namanya Jaka, gedung waletnya di daerah Basirih-Banjarmasin Selatan. Gedungnya juga berada dilokasi pabrik. Asap pabrik selalu mengepul di sekitar gedung walet. Di lokasi itu juga untuk penimbunan karet. Karet sisa yang rusak selalu dibakar. Bau dan asapnya mencemari udara sekitarnya. Anehnya populasi walet tiap tahun ternyata justru bertambah..
+ Apakah kualitas sarangnya tidak terpengaruh?
-Sebenarnya, asap tersebut tidak masuk ke dalam gedung. Jika masukpun sangat sedikit. Sifat asap yang sangat ringan cenderung naik atau terbawa angin…bukan masuk ke gedung melainkan membumbung ke langit…Mengenai kualitas sarangnya yaitu warna sarang memang dipengaruhi oleh kebersihan udara di dalam gedung. Tapi gedung milik Sony dan Jaka, warna sarangnya sebagian besar putih bersih….ini bukti bahwa tak ada pengaruh asap di luar gedung terhadap kualitas sarang. Selain itu mereka rajin membersihkan kotoran, sehingga udara dalam gedung selalu bersih.
+Saya masih belum tenang Pak..kepala saya pusing gara-gara ulah tetangga itu
– Mudah-mudahan waletnya tak ikut pusing..hehe he…