Dua hari lalu member saya di Bontang-Kaltim, sms minta waktu untuk telepon. Kemudian setelah saya balas, beberapa menit kemudian beliau menghubungi saya: “ Pak Arief, gedung walet saya yang bapak tangani, perkembangan belakangan ini tidak sebagus pada 2 tahun kemarin. Jika saya hitung jumlah pertumbuhannya sarangnya, tidak terlalu signifikan lagi. Boleh di bilang 1 tahun terakhir ini pertumbuhannya relatif lambat. Tidak selaju 2 tahun lalu. Apa yang perlu dievaluasi dari kasus gedung saya ini Pak. Mohon pencerahannya”.
Member saya ini namanya Akiang. Dia tinggal di Samarinda. Gedung waletnya yang ada di pinggiran kota Samarinda ( jalan ke Bontang) terbilang sangat sukses setelah saya tangani. Saya sudah lama tidak ke Samarinda maupun ke Bontang. Waktu saya banyak berkutat dipengembangan produk varian dari sarang walet, yaitu produk kopi walet. Sebenarnya banyak permintaan kepada saya untuk memberikan konsultasi serta menangani kasus kasus pertumbuhan walet yang lambat, antara lain ke Bontang. Namun saya masih memilih waktu yang longar dan tepat untuk bisa datang lagi ke Bontang.
Saya pertama kali ke kota gas ini sekitar th 2005. Sudah puluhan gedung walet yang saya tangani, dan alhamdulillah sukses menggembirakan. Terakhir atas undangan Akiang saya menangani gedungnya yang berdiri di belakang sebuah hotel besar di Bontang. Saya harus mengatur waktu secepatnya untuk datang dan mengkontrol gedung Akiang baik di Samarinda maupun di Bontang.
Salah satu problem lambat perkembangan walet, seperti yang dikeluhkan di gedung Akiang adalah kerusakan tweeter, baik panggil maupun tweter inap. Tweeter adalah alat bantu penting hingga walet mau datang dan menginap di sebuah gedung. Dengan tweeter itulah, walet datang karena mengira suara elektronik yang dibunyikan, adalah teman koloninya. Dari tweeter itulah suara palsu koloni walet terbukti selama ini dipakai sebagai faktor penting dalam keberhasilan budidaya walet. Semakin bagus dan semakin mirip suara walet asli, semakin tertarik koloni walet untuk datang mendekat dan akhirnya menginap di sebuah gedung.
Kembali ke kasus yang dikeluhkan teman saya diatas, mengapa dalam perjalanan waktu setelah 2 tahun ini, perkembangan populasi walet seolah stagnan? Padahal selama ini tidak ada yang dirubah, baik posisi LMB, posisi tata ruang, dan lain sebagainya. Memang tidak ada yang dirubah, namun pasti ada yang berubah. Apa itu? Salah satunya adalah kualitas suara dari tweeter tersebut. Ya, suara tweeter telah berubah tidak lagi sebersih, tidak lagi semirip suara walet asli. Maklumlah tweeter telah “bekerja” selama 2 tahun. Bahkan pada tweeter inap, tiap hari “ bekerja” 24 jam. Sebagai benda elektronik yang memancarkan suara, digunakan selama 2 tahun tentu akan mengalami perubahan daya pancar suaranya.
Apa akibatnya jika suara tweeter rusak? Ya jelas, walet tidak akan merespon dengan baik bunyi suara itu. Sebab rekaman suara walet yang bunyi dari tweeter rusak, bisa berubah menjadi suara lain. Bahkan bukan saja walet tidak merespon, bisa jadi suara dari tweeter rusak akan membuat walet takut. Sebab selain irama dan nada sudah berubah, karakter suara walet pun bisa berubah dari suara birahi misalnya, menjadi suara walet bertengkar, dan lain sebagainya. Bukan saja walet tidak merespon, namun bisa jadi walet takut dan menghindari suara itu.
Rusaknya kualitas suara pada tweeter bisa disebabkan karena, terkena hujan atau panas. Yaitu pada suara panggil, yang terpasang di LMB. Saya selalu menyarankan untuk secara berkala, misalnya 6 bulan sekali tweeter suara panggil harus diganti dengan tweeter baru. Ini karena, tugas tweeter panggil sangat utama. Tweeter ini berada ‘”di garis depan” dalam budidaya burung walet. Berhasil tidaknya budidaya walet sangat tergantung sepenuhnya oleh tweeter panggil ini. Saya sering menyarankan, untuk tweeter panggil ini, sebaiknya dipasang lebih dari 1 buah. Maksimal 3 buah. Tujuannya, jika dalam beberapa bulan ada salah satu tweeter yang sudah menurun bunyi suaranya, bisa terbantu oleh 2 tweeter di sebelahnya. Mengingat tugas tweeter di LMB ini sangat vital, sehingga perhatian pemilik gedung juga harus ekstra.
Bagaimana jika tweeter inap rusak? Kasus ini juga tidak kalah penting. Di tweeter inilah burung walet menempel dan membikin sarangnya. Apakah tweeter inap itu juga harus secara berkala di ganti? Ya harus dong. Karena sering juga tweeter dalam gedung ini rusak. Rusak bisa disebabkan oleh tingkat kelembapan gedung yang tinggi. Barang elektronik, akan mudah rusak jika berada di ruang yang kelembapan tinggi, termasuk jika mesin suara walet, di letakkan dalam gedung walet yang berkelembapan tinggi, dijamin tidak awet, mudah rusak. Selain itu, rusaknya tweeter inap, bisa juga karena kenakalan burung walet. Yaitu, saat burung menempel lama di belakang tweeter, kaki kaki walet akan bergerak tidak beraturan, dan bisa melonggarkan ikatan kabel pada tweeter itu. Ini resiko pemasangan kabel yang hanya diikat pada tweeter, sehingga bisa kendor saat kaki walet mencakar cakarnya. Lebih baik pemasangan tweeter dipatri agar lebih kuat.
Apa akibat tweeter inap rusak atau sudah mulai melemah bunyinya? Tentu saja, walet tidak lagi merespon. Sebab volume suara sudah berubah menjadi menurun. Tidak lagi pas seperti saat awal operasional. Apakah anda pernah mendapati walet berpindah tempat, padahal walet sudah mulai membuat fondasi sarang di sebuah papan sirip? Mungkin saja itu disebabkan karena perubahan suara pada tweeter itu. Volume suara sudah mulai menurun, bahkan tweeter itu tidak bunyi lagi. Walet akan berpindah ke papan sirip dimana tweeternya masih berbunyi stabil dengan volume yang pas di telinga walet.
Sebaiknya anda perlu menggaris bawahi tulisan ini, yaitu jika sebuah tweeter mati di papan sirip, padahal walet sudah mulai membikin fondasi sarang di sekitarnya, gara gara tweeter mati, lalu walet pindah ke tweeter lain, ke papan sirip lain untuk membuat sarang.
Nah, pertanyaan pertama, jika tweeter inap di lantai 1 atau lantai 2 dalam kondisi rusak/ mati di dalam gedung anda rusak, karena sudah lama tidak pernah dikontrol, atau bahkan sudah lama tidak diganti, apa akibat yang terjadi di 2 lantai tersebut? Kemungkinan populasi walet di 2 lantai itu tidak lagi berkembang. Populasi walet di dua lantai itu, berangsur angsur pindah ke lantai lain yang terdapat bunyi suara walet.
Pertanyaan berikutnya, Jika domisili anda jauh jaraknya dan anda tidak pernah mengontrol gedung walet, sementara penjaga gedung hanya tinggal di rumah jaga dan hanya menjaga fisik gedung dari luar, serta tidak bisa masuk gedung karena anda yang pegang kuncinya, dan ternyata seluruh lantai gedung walet itu tweeternya bermasalah alias mati total, apa yang akan terjadi pada populasi walet gedung anda? Silahkan anda menjawabnya sendiri.
Mudah mudahan sebelum saya berangkat ke Bontang, teman saya Akiang sudah membaca artikel ini, dan segera ambil tindakan. Semoga bermanfaat. Salam hormat.