Sambil minum kopi di Simpang Lima Pangkalanbun-Kalteng Bang Said Taufik, sore itu membuka diskusi informal. Serius tapi santai.
“Petani walet pemula itu aneh. Membangun gedung walet dengan budget ratusan juta rupiah. Setelah gedung selesai, suara mulai On, namun ditunggu 2 hingga 3 bulan, gedung tetap masih kosong. Hatinya gundah. Namun setelah diatur ulang tata ruangnya dan setting suara secara benar, koloni waletpun datang dan tak lama menginap. Begitu melihat ada kotoran walet di lantai .. wow senangnya bukan main. Betapa berharganya kotoran walet bagi petani walet yang masih pemula.”
Bang Said adalah agen resmi Duniawalet Pangkalanbun yang bertugas sebagai abdi negara Kotawaringin lama. Satu unit gedung walet miliknya yang selalu rajin dirawat sekarang sudah produktif. Bulan Agustus ini beliau sedang proses membangun 2 unit gedung walet milik member yang tidak jauh dari rumah dinasnya. Lokasi tersebut sangat prospektif karena dikelilingi ribuan hektar perkebunan sawit.
Begitu berhargakah kotoran walet di gedung yang baru On perdana?
Iya tentu. Ini berlaku bagi semua “harga” gedung walet. Baik itu gedung walet non permanen atau permanen, baik itu gedung paket hemat atau gedung dengan biaya besar, karena dengan sudah ada kotoran walet, itu merupakan awal keberhasilan. Kotoran walet bisa diartikan sebagai tanda bahwa harapan sukses ke depan mulai tampak. Karena itu, tidak berlebihan apabila pemilik gedung sangat senang jika melihat sudah mulai ada kotoran walet di dalam gedungnya yang mulai operasional. Sebaliknya, jika sudah 1 bulan bahkan ditunggu hingga 3 bulan kok tidak terlihat kotoran walet di lantai gedungnya, wajahpun tampak muram, hati sedih, harapan sukses belum terlihat. Yang ada lalu berupa keluh kesah dan kegalauan. Uang investasi yang cukup besar menjadi mengganggu pikiran.
Kemarin sore ada WA dari member Maros Sulawesi Selatan, ” Alhamdulillah pak Arief, sekarang saya lega. Sudah ada kotoran walet di lantai. Warnanya putih bercak tepat di bawah twiter inap. Saya juga periksa di bawah twiter tarik lebih banyak lagi kotoran menumpuk. Senang sekali pak. Terimakasih atas bimbinganya,”
Seperti yang kita ketahui, burung walet yang mudah dirayu untuk menempati gedung baru umumnya walet usia muda. Jarang sekali walet induk yang mau pindah gedung lain jika tidak ada sebab yang memaksa, misalnya karena kebakaran gedung, gempa atau gangguan predator. Jika dalam kondisi aman, walet induk susah pindah karena merasa sudah aman dan nyaman di gedung asalnya meskipun kadang soal suhu dan kelembapan kurang memenuhi syarat. Biarpun rumah papan dan di sebelahnya gedung walet permanen, sulit merayu walet induk untuk pindah tempat. Karena itu memancing walet masuk gedung baru, sebagian besar yang datang menginap, adalah walet usia muda.
Itu bisa kita lihat dari warna kotoranya yang bercak putih di lantai tepat di bawah twiter inap.
Kotoran walet muda yang bercak putih disebabkan jenis makananya berupa serangga yang banyak kandungan airnya. Jika anda kebetulan penghobi burung ocehan, jenis makanan yang diberikan akan berpengaruh pada kotoran burung itu. Misal, Muray Batu yang dikasih makanan kroto ( telur semut ) kotoranya akan berupa bercak putih, berbeda jika dikasih makanan konsentrat, kotoranya akan menggumpal berwarna coklat.
Bagi walet muda dalam mencari makanan akan memilih jenis serangga yang lunak dan berair. Itu disebabkan juga, karena sistem pencernaan walet muda yang masih belum siap mencerna serangga padat
Semakin bertambah usia, kotoran walet muda yang semula bercak cair putih, mulai bercampur gumpalan padat warna hitam. Itu artinya walet mulai bertambah dewasa dan jenis makananya pun berupa serangga yang agak padat.
Jika kotoran sudah mulai menumpuk agak banyak itu pertanda sebentar lagi walet akan masuk usia kawin. Coba cek ke papan sirip/ besek/gabus dll tempat dimana walet menempel. Biasanya sudah mulai tampak fondasi tipis liur burung walet. Kelenjar glandula di tenggorokan burung tersebut mulai berfungsi memproduksi saliva dimana itu sebagai tanda tak lama lagi walet tersebut siap mencari pasangan untuk kawin dan berkembang biak.
Tapi adakalanya bercak kotoran di lantai itu kering. Apa artinya? Burung walet pindah tempat.
Jika ragu-ragu apakah kotoran itu masih basah atau kering, ambil selembar kertas koran lalu tutupkan di atas kotoran tadi. Periksa esok hari. Jika tidak ada lagi kotoran di kertas koran itu artinya walet tak lagi menginap di posisi semula. Bisa pindah ke papan sirip lain atau bisa juga pindah ke lain gedung.
Seperti sudah saya jelaskan dalam artikel sebelumnya di website ini, burung walet muda yang masih beberapa hari menginap di sebuah gedung memang masih rawan kabur pindah gedung lain. Bahkan masa rawan kabur itu masih berlanjut hingga menjelang walet bertelur. Artinya jika walet tersebut sudah bikin sarang dan bertelur, maka resiko kabur akan semakin kecil.
Tapi, apabila kotoran walet di semua lantai ternyata kering, dan sudah ditutup kertas koran diatasnya namun tak ada kotoran baru, itu artinya semua walet yang menginap di gedung tersebut kabur. Pasti ada sebab serius yang harus segera diselidiki.
Ada beberapa kemungkinan penyebab walet kabur. Kemungkinan pertama, ada predator dalam gedung, misal burung hantu, tikus atau ular. Kedua, kondisi suhu ruang yang tinggi, itu membuat walet tak betah tinggal di dalamnya. Kemungkinan ketiga, karena volume suara inap mati atau volumenya mengecil sehingga membuat walet merasa sepi, seolah tidak berada di dalam koloninya menyebabkan walet tersebut merasa tidak aman.
Bagaimana dengan kotoran walet yang banyak menempel di dinding roving room? Sementara kotoran di lantai justru sedikit? Apa yang terjadi, dan apakah sebabnya? Apakah itu positif apa negatif? Jawaban jelas akan saya sampaikan di acara Seminar Duniawalet