“Pak Arief, apa sebab walet lambat menginap? Segala petunjuk sudah saya lakukan secara benar. Baik soal pemilihan lokasi, desain dan ukuran gedung, setting volume suara, serta suhu dan kelembapan, semua sudah memenuhi syarat. Gedung walet sudah operasional jalan 4 bulan namun hanya sedikit burung walet yang menginap. Saya perhatikan tiap pagi maupun sore banyak walet masuk keluar gedung, namun setelah saya cek pagi hari sehabis subuh, hanya 5 ekor yang keluar dari LMB. Apa ada yang salah dalam gedung saya?”
Begitulah pertanyaan salah satu member yang konsultasi akibat bingung mengira gedungnya sudah terisi. Seperti dalam berbisnis, dalam budidaya walet ada beragam tantangan dan masalah yang harus dihadapi petani walet. Beberapa penyebab masalah gedung walet ada yang disebabkan hal kecil yang sering dianggap sepele, ada pula yang hingga harus dilakukan perombakan desain gedung.
Lalu apa kesalahan yang sebenarnya dari gedung yang lambat diinapi walet? Pertanyaan yang tepat yakni: bagaimana cara menganalisa dengan benar dari gedung walet yang bermasalah ini?
Jawabannya… Tidak lain dengan mengenali karakteristik walet, juga dasar-dasar budidaya walet. Berkali-kali saya tekankan dalam banyak seminar, agar petani walet membekali diri dengan banyak membaca literatur atau bertanya ke ahlinya. Karena sering terjadi, banyak petani walet yang keliru menganalisa sumber masalah. Hasilnya, biarpun solusi telah dikerjakan, namun tetap saja kondisi gedung sama dengan kondisi sebelumnya.
Gedung sepi atau ramai hanya indikasi dari kondisi keseluruhan gedung. Umur gedung tersebut tentu juga berpengaruh pada diagnosis masalah. Ada gedung yang ramai hanya saat 1-2 minggu pertama saat on perdana, setelah itu sepi. Ada juga yang ramai hanya 3 bulan pertama, namun hanya sedikit walet yang menginap. Ada pula gedung yang sepi setelah 3-5 tahun produktif. Bermacam-macam masalahnya.
Pada gedung baru, pemilik gedung walet perlu mengecek jumlah burung walet setelah on perdana hingga 3 bulan pertama. Hasil perhitungan jumlah burung walet akan dapat digunakan untuk mengevaluasi jika ada problem. Jika dalam waktu 3 bulan sudah ada koloni walet yang menginap dalam gedung, berarti pengaturan kondisi internal gedung sudah benar. Namun sebaliknya, jika dalam 3 bulan burung walet yang menginap hanya hitungan jari saja, maka perlu dievaluasi lebih lanjut.
Apakah masalah gedung tersebut karena faktor internal gedung atau karena faktor eksternal? Faktor internal berkaitan dengan kondisi habitat asli burung walet yakni penyekatan dan tata ruangan, evaluasi kelembapan dan suhu, setting audionya serta intensitas cahaya dalam gedung walet. Internal juga berkaitan dengan akses masuk keluar walet kedalam gedung meliputi desain gedung, LMB juga void. Sedangkan faktor eskternal adalah faktor di luar gedung walet yang juga ikut mempengaruhi perilaku walet. Faktor eksternal bisa berupa kondisi musim, peningkatan jumlah gedung walet di sekitar, bencana alam, maling serta lokasi pakan yang mendekat ataupun menjauh.
Faktor desain dan kondisi internal gedung bisa diatur dan dikendalikan oleh pemilik gedung. Namun faktor eksternal, sangat sulit bahkan tidak mungkin dikendalikan. Misalnya faktor musim kemarau yang menyebabkan makanan berupa serangga sangat sedikit. Sehingga burung walet tidak ada waktu untuk beradaptasi pagi dan sore hari. Yang bisa dilakukan oleh petani walet yaitu memaksimalkan faktor internal dengan mengkondisikan suhu dan kelembapan di dalam RBW agar tetap stabil. Tujuanya agar burung walet yang sudah menginap tetap merasa nyaman dan betah tinggal di dalamnya.
Selain masalah di atas, ada pula masalah yang muncul akibat ulah pemilik gedung walet itu sendiri. Misalnya, ada petani walet ada yang tidak sabaran dan sering mengubah-ubah tata ruang. Itu artinya tidak memberi waktu bagi burung walet beradaptasi. Akibatnya burung walet malah pergi. Walet merasa asing dengan kondisi gedung dan tidak merasa nyaman karena perubahan sering dilakukan pemilik gedung.
Perilaku pemilik gedung lainnya yaitu meliputi perawatan dan pola panen sarang. Pemilik gedung lama yang sudah padat sarang walet, terkadang abai dan tidak update ruangan. Populasi padat. Sudah puluhan ribu ekor. Apabila tata ruang tidak diupdate, maka perkembangan populasi bisa melambat. Papan sirip mulai rapat sarang. Sebagian walet muda tidak dapat tempat tidur.
Masalah lainnya terkait perawatan yakni meninjau rutin kebersihan, keberadaan predator juga hama. Yang paling bahaya dan masih sering dilakukan petani walet yakni pola panen rampasan. Populasi walet masih sedikit, tapi sering melakukan panen sarang. Inginnya segera banyak uang, namun tidak sadar hal itu justru jadi sumber masalah baru bagi kelangsungan populasi walet dalam jangka panjang.
Jadi selain mengetahui ilmunya, menyediakan gedung yang nyaman sesuai habitat walet, perlu juga disertai evaluasi perawatan dan panen secara berkala. Baik untuk gedung baru maupun gedung lama. Karena tiap gedung memiliki tantangan dan kondisinya sendiri. Lebih cepat mengetahui sumber masalah gedung akan makin baik. Apabila masalah dibiarkan terus menerus, tentu akan mengganggu tercapainya sukses budidaya walet. Penting bagi petani walet untuk belajar dari pengalaman petani walet lain, juga pada ahlinya agar masalah tersebut dapat dicegah dan tidak memperburuk keadaan.
Anda memiliki keluhan tentang budidaya walet yang sedang dijalankan? Atau.. Anda ingin mulai budidaya burung walet namun bingung harus mulai dari mana ? Mari konsultasikan ke Tim Duniawalet