Kemarin siang ada member konsultasi.
T : ” Mau tanya Pak Arief, betulkah sarang walet Kalimantan dari segi warna lebih putih dibandingkan sarang di Jawa. Apa sebabnya ? Mohon pencerahanya.”
J : ” Seperti kita ketahui bahwa burung walet membuat sarang dengan air liurnya sendiri. Liur disebut juga saliva yang diproduksi dari kelenjar glandula di tenggorokan burung kecil tersebut. Warna liur yang keluar dari paruh burung walet putih bening. Kita bisa lihat pada fondasi/ polesan sarang yang masih tipis menempel di papan sirip, atau menempel di besek atau media lain, tampak warnanya putih bening. Jika kita sorot pakai senter maka akan tampak mengkilat. Namun seiring dengan bertambahnya hari, sebagian sarang mulai agak kusam tidak seputih pada awalnya. Sementara pada gedung walet lain warna sarangnya tetap putih bersih.”
T : ” Apakah itu karena faktor serangga yang dimakan burung walet ? ”
J : ” Burung walet makan serangga. Apakah serangga di Kalimantan lebih “bersih” daripada serangga di Jawa ? Jika karena faktor makanan, harusnya sejak saliva keluar dari paruh burung walet pada gedung di Jawa, warnanya sudah tidak putih bersih mengkilat …”
T : “Jadi karena faktor apa pak?”
J : ” Sarang walet akan mudah terkontaminasi oleh udara yang kotor. Jika lantai gedung jarang dibersihkan sehingga banyak kotoran walet menumpuk tebal, tentu ini akan menyebabkan udara dalam ruang juga kotor. Debu lembut akan naik pelan ke papan sirip dan menempel di sarang, akhirnya mempengaruhi warna sarang. Semakin kotor ruangan maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap warna sarang. Apalagi jika kondisi ruang tersebut kelembapanya tinggi, maka debu halus dari kotoran walet akan cepat terbawa naik oleh gelembung lembut kelembapan ke plafon dan menempel di sarang.
Apalagi jika gedung walet menggunakan mesin kabut sementara kondisi gedung kotor, maka warna sarang akan cepat berubah menjadi kusam kecoklatan.
Kesimpulanya warna sarang walet awalnya putih bersih, baik itu walet Kalimantan, Jawa, Sumatera atau tempat lainya sama saja. Warna sarang menjadi kusam atau keruh itu diakibatkan oleh kondisi kebersihan dalam gedungnya.
Sebagai contoh, gedung milik member yang ada di Sukabumi Jawa Barat karena kebersihan gedung terjaga maka sarangnya putih bersih. Sementara gedung walet milik teman di Banjarbaru Kalimantan Selatan, karena kurang perhatian terhadap kebersihan gedung, warna sarang agak kecoklatan.
Jadi tidak mesti sarang walet Kalimantan lebih putih dibanding sarang dari Jawa.”
T : ” Saya tanya lagi pak, saya pernah membawa 2 kg sarang walet dari Palangkaraya ke Surabaya. Sampai di rumah kardus saya buka, kok warna sarang jadi berubah agak kuning semua. Saya kaget. Sebab saat saya masukkan itu sarang, 80% sarang warna putih dan sisanya sarang warna kuning.”
J : ” Apakah saat packing, tidak terpisah?”
T : ” Tidak terpisah pak, saya campur dalam satu tempat.”
J : ” Apakah sarang kondisi basah?”
T : ” Saya semprot air sedikit agar tidak retak di perjalanan. ”
J : ” Kenapa sarang yang semula putih bisa berubah warna dalam waktu yang tidak lama ? Itu disebabkan,
sarang putih dan sarang kuning dicampur dalam 1 box. Sarang dalam kondisi basah sehingga dalam box sangat lembab. Akibatnya sarang putih terkontaminasi atau tertular sarang yang kotor.”
T : ” Bagaimana cara memulihkah warna sarang seperti semula? ”
J : ” Karena efek kontaminasi itu terjadi hanya di bagian luar sarang saja, tidak sampai masuk ke dalam daging sarang, maka tidaklah sulit untuk memulihkan lagi seperti semula.
Caranya mudah, yaitu semprot sarang pelan2 dengan air bersih, kemudian angin2kan di tempat teduh. Nanti sarang akan putih kembali.”
T : ” Terimakasih pak atas penjelasanya.”
J : ” Ya, sami-sami, semoga bermanfaat.”