Pagi kemarin ada member konsultasi mengenai cara mengatur kelembapan gedung waletnya yang sebentar lagi mau operasional.
+ : ” Selamat pagi pak Arief. Apakah gedung saya perlu mesin kabut?”
Pertanyaan ini saya balas dengan pertanyaan balik.
– : ” Apakah sudah diukur suhu dan kelembapannya?”
+ : ” Belum pak.”
– : ” Sebaiknya diketahui dulu tingkat suhu dan kelembapan di semua lantai. Jika kondisi kelembapanya sudah memenuhi syarat, tak perlu lagi mesin kabut. Sebab mesin kabut hanyalah alat bantu untuk memenuhi kelembapan yang dibutuhkan dalam usaha budidaya burung walet.”
+ : ” Baik pak, nanti saya usahakan untuk mengukur suhu dan kelembapan. Sejauh ini saya merasakan suhu di dalam gedung lumayan nyaman. Sebab angin banyak masuk. Saya menggunakan pipa ventilasi 4 inci tiga baris atas bawah pada setiap lantai dengan jarak antar pipa 50 cm. Apakah ventilasinya tidak terlalu banyak pak?”
– : ” Menurut saya jumlah pipa ventilasi terlalu banyak. Efeknya angka kelembapan akan turun, sebab kelembapan dalam ruang tersebut akan terbuang keluar. Misalnya dalam gedung ada kolam air, maka volume air akan lekas berkurang karena cepat menguap. Ini disebabkan ventilasi yang berlebihan. Definisi kelembapan adalah, udara yang mengandung air. Jika gedung terlalu banyak lubang angin, maka kandungan air udara di dalam gedung itu akan keluar lewat ventilasi tersebut.”
+ : ” Jadi bagaimana pak, apakah sebaiknya menggunakan mesin kabut?”
– : ” Jika ventilasi tidak dikurangi maka fungsi mesin kabutpun tidak efektif. Kelembapan tetap rendah, karena tersedot keluar.”
+ : ” Jadi apa yang harus saya lakukan? Apakah sebaiknya sebagian ventilasi ditutup?”
– : ” Ya betul, ventilasi pada baris bagian bawah saja yang ditutup.”
Lain hari salah seorang member di Kalbar, juga sempat bingung apa sebab tingkat kelembapan gedung waletnya rendah. Itu terlihat dari kualitas sarang yang tipis dan bentuknya tidak sempurna. Bahkan di lantai atas sering ditemukan sarang jatuh di lantai. Padahal setiap nesting room sudah ada kolam terpal 2 m x 2 m dengan tinggi air 30 cm. Masih ditambah lagi digunakan mesin kabut.
+ : ” Tapi kenapa kelembapan tidak naik juga, masih di angka 55% kadang 60% saja?”
– : ” Terlalu banyak ventilasi memang berakibat kelembapan di dalam gedung tersedot keluar. Disini pentingnya mengatur jumlah ventilasi secara tepat. Kelembapan yang disukai oleh burung walet antara 80 % sd 90 %.”
+ : ” Bagaimana mengetahui angka kelembapan tersebut?”
– : ” Yaitu dengan alat bantu yang disebut hygrothermometer. Dengan alat tersebut selain bisa diketahui angka kelembapan, juga bisa dilihat seberapa tinggi atau rendah derajat celcius suhu dalam gedung. Alat ini ada yang manual ada juga yang elektrik.”
Suhu atau temperatur berbanding terbalik dengan kelembapan. Jika suhu tinggi maka kelembapan akan rendah. Sebaliknya jika kelembapan tinggi maka suhu udara rendah. Misal jika kelembalan dalam gedung mencapai 90% maka suhu berkisar 25 sd 26 C. Jika suhu 30 sd 31 C Maka kelembapan berkisar antara 50% – 60%.
Kemarin sore member dari Sulsel berkonsultasi.
” Maaf pak Arief mau bertanya, gedung saya kelembapanya 95%, dan suhu sekitar 34 ” C, apa itu sudah benar pak?”
Saya menjawab bahwa data itu tidak valid. Saya sarankan menggunakan hygrothermometer yang lain. Kemungkinan alat ukurnya bermasalah, sehingga hasilnya error.