Jika ada predator yang membuat pening kepala petani walet, selain tikus yaitu burung hantu. Dalam seminggu ini beberapa member konsultasi ke WA masalah burung hantu dan bagaimana solusi untuk mengatasinya.
Di berbagai daerah kasus burung hantu sangat meresahkan. Itu sebuah ancaman bagi investasi masa depan dengan nilai ratusan juta rupiah. Sebegitu seriuskah ancaman predator ini?
Jika gedung walet kemasukan burung hantu, sudah bisa dipastikan akan mengganggu kenyamanan populasi walet di dalamnya. Walet akan terancam fisiknya. Sebab selain makan tikus burung hantu juga memangsa burung walet.
Burung hantu masuk gedung walet melalui LMB di malam hari antara jam 7 sd jam 9 malam. Pada tengah malam predator malam ini terbang mencari tikus lalu kembali lagi masuk gedung. Binatang malam ini cari makan malam hari dan tidur di siang hari. Gedung walet menjadi rumahnya, bertelur dan beranak pinak.
Beberapa member melaporkan, karena jarang kontrol gedung, sekali kontrol mendapati 2 ekor anak burung hantu yang sudah berbulu lengkap di sudut ruangan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengamankan gedung walet agar tidak dimasuki burung hantu.
Salah satunya memasang teralis di LMB. Tapi cara ini “ekstrim” sebab cara lain sudah tidak mempan. Mau menerapkan sistem buka tutup LMB secara manual tidak mungkin karena lokasi gedungnya jauh. Maka dipilihlah solusi yang terakhir ini, meskipun sangat terpaksa.
Member di Kerawang Bang Herman mengantisipasi masuknya burung hantu dengan memasang teralis di LMB. Semua gedung waletnya dipasang teralis.
Jarak antar besinya 11 cm. Ukuran memang dibuat sempit agar burung hantu gagal masuk gedung. Pada kasus yang sama di Pemalang Pak Yan membuat teralis dengan jarak antar besi 12 cm. Sehari dipasang besoknya dilepas lagi karena ternyata burung hantu masih bisa masuk ke dalam gedung.
” Pak Arief selamat pagi, saya sudah pakai teralis besi 14 mm dan lebar lubang 12 cm, ternyata masih bisa masuk loh pak, saya lihat sendiri cara masuknya.
Burungnya terbang di tempat beberapa detik di depan lubang terus kepalanya masuk di antara teralis dan kepakan sayapnya ndorong masuk, pintar dan berani sekali itu burung.” Jelas pak Yan yang gedung walet tidak jauh dari alun2 kota Pemalang Jawa Tengah.
Apakah dengan pemasangan teralis itu akan menyulitkan burung walet masuk dan keluar gedung? Jawabnya, Iya. Walet pasti tidak bebas lagi masuk keluar sebab ada penghalang berupa besi teralis itu.
Jika LMB tanpa teralis, walet bisa terbang masuk secara cepat, namun dengan ada teralis, walet akan terbang masuk secara pelan.
Gedung walet di Jawa rata- rata ukuran LMBnya sempit misalnya 15 cm x 80 cm. Ini dengan alasan agar tidak banyak cahaya masuk gedung. Gedung walet harus minim cahaya. Alasan lain untuk keamanan masuknya maling melalui LMB. Nah meskipun ukuran LMB sempit namun populasi waletnya lumayan padat.
Itu artinya walet bisa dan akan terbiasa dengan ukuran LMB sempit.
Pada hari pertama pemasangan teralis memang membuat burung walet agak terkejut, dan butuh adaptasi spontan. Untuk masuk LMB perlu terbang putar 3 kali. Yang tampak roving area depan LMB jadi ramai. Namun hal itu tidak akan membuat walet kabur pindah ke gedung lain. Akhirnya semua walet akan masuk ke dalam gedung.
Agar teralis itu tidak menjadi halangan serius perlu dilakukan hal hal berikut di bawah ini. Tujuanya untuk membantu agar walet mudah masuk ke dalam gedung. Yaitu, besi teralis di cat warna putih agar walet melihat ada penghalang di LMB.
Selain itu pada atas LMB bagian dalam perlu dipasang lampu penerang. Ini juga agar walet yang pulang petang/ malam melihat dan tidak menabrak teralis besi di LMB.
SALAM SUKES…!!!