Setelah memahami pentingnya papan sirip dalam gedung walet, kali ini saya akan membahas mengenai peletakan papan sirip dalam ruang inap walet. Peletakan papan sirip ini akan berpengaruh ke produksi sarang walet dalam gedung. Papan sirip umumnya memiliki ukuran tebal 2 hingga 5 cm, dengan lebar 12 hingga 20 cm. Papan sirip ini diletakkan dengan jarak berkisar 30-50 cm satu sama lain disesuaikan dengan luas gedung dan populasi walet setempat.
Formasi peletakan papan sirip dapat dibentuk lajur memanjang, atau kotak-kotak. Formasi papan sirip lajur memanjang akan membantu pembentukan sarang walet berbentuk mangkok. Sementara formasi papan sirip kotak-kotak akan menghasilkan sarang walet berbentuk sudut. Secara nilai ekonomi, sarang walet berbentuk sudut harganya lebih rendah dibandingkan dengan sarang bentuk mangkok. Namun formasi sirip kotak lebih menarik bagi walet usia muda karena posisinya terlindung dan lebih mudah saat pembuatan sarang.
Jika diamati pada gedung baru, burung walet lebih dulu membuat sarang di sudut papan sirip. Pada sudut papan sirip, ruangnya lebih tersembunyi sehingga lebih disukai walet muda yang terhitung jadi penghuni baru gedung. Di area dekat sekat ini, intensitas cahaya paling rendah dan lebih terlindung memberikan privasi bagi burung walet menginap dalam jangka lama. Tempat sudut ini juga memudahkan walet membuat sarang, karena walet tak perlu mengeluarkan banyak energi untuk membuat sarang. Berbeda dengan formasi papan sirip lajur yang lebih disukai walet dewasa. Walet dewasa akan memilih papan sirip lajur memanjang.
Jadi, bagaimana sebaiknya formasi pelatakan papan sirip yang lebih baik? Apakah membujur semua? Atau berkotak kotak?
Nah ini pentingnya strategi dalam budidaya walet. Dalam budidaya walet harus memperhatikan populasi walet secara jangka panjang. Karena petani walet yang fokus ke perkembangan populasi, tentu peluang suksesnya akan lebih besar dan berlipat.
Apa hubungan papan sirip terhadap populasi walet? Silahkan simak kembali penjelasan diatas mengenai perbedaan kecenderungan walet muda dan dewasa terhadap peletakan formasi papan sirip. Dari mengkombinasikan formasi peletakan papan sirip, petani walet bisa merekayasa perkembangan populasi walet dalam gedung.
Dengan pertimbangan yang rasional, saya membagi formasi peletakan papan sirip berbeda tiap-tiap tahunnya. Pada tahun pertama saya membikin formasi papan sirip yang berkotak-kotak. Karena walet usia muda lebih suka dan mudah bersarang di tempat bersudut. Tujuannya agar banyak walet muda yang menginap di sudut dan bersarang. Pada tahun pertama ini saya cuek saja biarpun hasil sarangnya berbentuk sudut. Saya lebih mementingkan banyak walet yang menghuni gedung dan bersarang didalamnya. Fase ini disebut fase produksi burung
Baru pada tahun kedua, saya mulai melepas sekat sekat papan di papan sirip. Dengan kata lain, saya mulai mengurangi bentuk papan yang berkotak kotak. Saya pilih mana papan sekat sirip yang bisa saya lepas. Yang masih ada telur atau ada anaknya saya biarkan sampai anak bisa terbang, baru sekat papan saya lepas.
Melepaskan sekat kotak ini saya lakukan bertahap, hingga akhirnya formasi papan sirip berkotak kotak mulai berkurang setahap demi setahap. Formasi papan sirip berkotak kemudian berangsur berubah formasi menjadi papan sirip membujur panjang. Di tahun inilah produksi sarang dengan kualitas mangkok dimulai.
Dari cara ini, bentuk sarang mulai berangsur berubah. Jika pada tahun pertama sebagian besar bentuk sarangnya sudut, maka pada tahun kedua dan tahun berikutnya, bentuk sarangnya sebagian besar mangkok. Dari segi hasil rupiahpun jelas berlipat jauh karena harga sarang mangkok lebih tinggi dibanding sarang sudut. Inilah yang disebut budidaya walet dengan stategi. Dengan peletakan formasi papan sirip yang tepat, akan membantu Anda sukses dalam budidaya walet.