“Pak Arief, apakah burung seriti yang jumlahnya ribuan yang bersarang di dalam RBW ini sebaiknya diganggu atau diusir supaya pindah ke gedung lain saja. Atau sebaiknya bagaimana? Sebab saya menduga, gara-gara jumlah burung seriti yang sangat banyak ini menjadi faktor yang menggagalkan kesuksesan program putar telur yang selama ini sudah saya lakukan. Bagaimana menurut pak Arief? “
Itu pertanyaan dari member yang tinggal di Haeurgeulis Jawa Barat. Namanya Haji Tatang. Beliau memiliki 3 unit RBW. Semuanya di Haeurgelis yang dikenal sebagai sentra walet sejak dahulu. Dua unit RBW nya sudah berhasil. Perkembangan burung walet terus bertambah dengan cara putar telur. Namun RBW yang 1 ini belum menggembirakan hasilnya dimana program putar telur yang beliau lakukan hasilnya masih mengecewakan.
Padahal di RBW ini, jumlah telur yang diganti sangat banyak sesuai jumlah sarang seriti yang ribuan jumlahnya. Namun mengapa justru RBW ini yang lambat perkembangan waletnya? Inilah yang membuat H. Tatang tidak habis pikir. Beliau menduga hal itu disebabkan dominasi burung seriti yang jumlahnya banyak, sehingga anak-anak walet justru kalah berebut masuk RBW saat pulang sore hari. Anak walet yang gagal pulang akhirnya masuk ke RBW tetangga.
RBW Pak H. Tatang ini menggunakan dinding bata merah namun tidak diplester. Berbeda dengan 2 RBW lain miliknya yang dindingnya diplester. Tingginya 4 lantai. Ukuran lebar 8 m panjang 10 m. Burung seriti banyak bersarang di semua lantai. Tiap lantai terdapat 2 LMB. Depan dan belakang. Ketika saya masuk ke dalam RBW, cahayanya lumayan terang.
Upaya ganti telur walet yang beliau lakukan selalu berujung kegagalan. Beliau belum tahu penyebab terjadinya kegagalan dan bagaimana solusinya. Maka beliau berencana membabat habis semua sarang seriti dengan tujuan supaya burung seriti terganggu dan pindah ke RBW tetangga.
Kepada beliau saya terangkan bahwa kasus ini terjadi, bukan karena populasi seriti terlalu banyak. Bukan karena walet takut sama burung seriti yang jumlahnya ribuan ekor. Melainkan karena pemilik RBW belum menyediakan tempat yang pas untuk habitat burung walet.
Saya jelaskan, kondisi suhu dan kelembapan di lantai 2 dan lantai dasar harus diperhatikan. Dinding harus diplester agar mudah mengatur iklim mikro. Sedangkan faktor cahaya harus ditekan serendah mungkin dengan cara menutup LMB. Gunakan LMB di lantai 4 saja. Agar kondisi cahaya lantai 2 dan lantai dasar menjadi redup, atau agak gelap. Dengan pengaturan cahaya yang benar, maka secara berangsur-angsur burung seriti akan pindah ke lantai atas yang agak terang. Sedangkan anak-anak walet akan nyaman menetap di lantai 1 & 2, yang suhu, kelembapan dan cahaya, sudah diatur secara benar sesuai habitat burung berliur mahal itu.
Kesimpulan dari kasus RBW Pak H. Tatang ini, kegagalan program putar telur karena beliau belum menyediakan tempat untuk anak-anak walet. Sedangkan keberadaan burung seriti tak perlu diganggu atau diusir. Dengan membuat kondisi yang tidak sesuai habitat seriti, maka burung yang bersarang dengan rumput ini akan pindah dari lantai 1 dan lantai 2, ke lantai 3 dan 4 yang cocok dengan habitatnya.