Apakah anda pernah mengalami sarang walet di papan sirip hilang? Jika pernah, maka sama dengan pengalaman Hertanto. Warga Gabus Pati-Jawa Tengah ini pada bulan sebelumnya, sempat menghitung sarang di gedungnya yang baru 3 bulan operasional. Waktu di cek sudah terdapat 10 sarang walet yang sudah utuh. Tetapi saat di tengok lagi bulan berikutnya, 9 sarangnya hilang, tak berbekas. Hertanto kaget. Hanya tersisa 1 sarang. Itupun sudah tidak utuh lagi.
Sarang yang hilang itu benar-benar tak ada bekasnya. Bahkan sisa-sisa fondasi sarang di papan siripnyapun tak kelihatan lagi.. Aneh bukan? Apakah kecoak yang memakan sarang? Apakah tokek? Apakah tikus?. Hertanto hanya bertanya. Belum mengerti jawabannya.
Kecurigaan akibat dicuri maling sama sekali tidak ada. Maling akan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas kerjanya. Gedung Hertanto kecil, berada di belakang rumah yang padat warga. Produksi sarang waletnya belum ada. Maling akan berpikir tujuh kali untuk masuk gedung ini. Siapa pencuri sarang?
Apakah tokek? Gedung ini sudah diantisipasi dengan ranjau anti tokek yang dipasang di sekeliling lubang masuk. Hertanto bikin ranjau dengan cara menggunting plat seng yang dibentuk runcing tajam sehingga tokek tak mungkin masuk. Semua fentilasi lubang angin juga sudah tertutup ram kawat. Tak mungkin dimasuki tokek. Dan lagi, tokek tak makan sarang walet. Tokek dewasa kadang makan telur walet. Jadi siapa si pencuri sarang?