Produk suara walet BAN, selain digunakan di Malaysia, Thailand juga banyak dipakai di Vietnam. Tidak sedikit member negara tersebut menggunakan suara walet original BAN. Salah satunya Uncle Ben, (alumnus seminar di Sintang 2016 dan di seminar kantor pusat pada April 2018), sudah 13 tahun memakai suara walet untuk 23 gedung waletnya di Kuching dan sekitarnya. Beberapa kali saya menangani kasus gedung walet di Semenanjung Malaysia (Johor, Melaka, Kelantan, Perak, Perlis hingga Kedah) dan Malaysia Timur, (Kuching, Bentangor, Sarakei juga Sibu), saya juga menangani beberapa gedung walet yang berlokasi di Thailand ( Ranong, Chumphon, Surattani), juga di Go Chong, Vietnam Selatan.
Kali ini bang Masrifudin dan bang Ilham (Agen duniawalet Kaltara) bertugas penanganan khusus gedung walet milik Nguyen Van Minh di My Lam provinsi Kien Giang.
Tanggal 29 september 2018 kemarin, setelah melalui perjalanan udara dan transit di Kuala Lumpur, bang Masrifudi dan bang Ilham menginjakan kaki di Bandara Ho Chi Mint.
Menuju pintu kedatangan, selembar kertas putih bertuliskan “Masrifudin” sudah menyambutnya berdua. Nguyen Minh menjemput dengan hangat.
Menuju kota My Lam perlu waktu tempuh kurang lebih 6 jam menggunakan bus yang jok nya bisa distel, sehingga bisa santai berbaring melepas lelah sambil melihat pemandangan alam negeri orang.
Apa yang menarik dari negeri ini? Salah satunya adalah kuliner.
Vietnam Selatan memiliki makanan unik, serba original baik ikan dan sayur sayuran semua dimasak serba ringkas dengan bumbu yang khas serta bercita rasa tinggi, bang Udin dan bang Ilham menyantap dengan lahap.
Budidaya burung walet bukanlah sesuatu yang baru di Vietnam. Tampak dari jalan raya bangunan gedung walet ukuran besar, dengan tinggi ada yang 3 lantai dan 4 lantai tak beda dengan di Indonesia. Terlebih di kota Kieng Giang yang ternyata merupakan area sentra walet dengan jumlah ratusan gedung.
Lokasi gedung walet milik Nguyen Minh bukan di sentra melainkan berada di area sumber pakan, yang jauh dari area sentra.
Pada kasus gedung ini, agak lambat perkembangan populasi waletnya. Memang sudah ada walet bersarang namun tidak sebanding dengan populasi besar di lokasi pakan tersebut disebabkan posisi LMB yang tidak tepat, tata ruang yang perlu diatur ulang, kondisi iklim mikro serta setting suara perlu diatur tepat. Padahal jumlah burung di lokasi tersebut sangat banyak pagi dan sore karena daerah tersebut adalah sumber walet mencari makan.
Alhamdulillah berbekal pengalaman menangani kasus gedung walet di berbagai daerah di Indonesia maka pekerjaan di My Lam ini tidaklah terlalu sulit ditangani.
Pekerjaan penanganan khusus gedung ukuran 8 m x 12 x tinggi 3 lantai ini perlu ketelitian dan pengalaman. Setelah mengatur posisi LMB baru dan meng-update void serta tata ruang, juga tak kalah penting suhu serta kelembapan, bang Udin mengatur kombinasi suara Eagle dengan GWS dipadu Tarik Top dan Inap Top. Suara original BAN mulai mengudara di My Lam. Dalam hitungan menit, koloni walet mulai berdatangan merespon. Pengaturan volume yang tepat dan pengaturan tribel dan midelnya yang pas, puluhan walet tampak mulai masuk-keluar beradaptasi. Walet pendatang baru tampak menempel di twiter panggil.
Wajah Nguyen Minh mulai cerah. Penantian yang selama ini ditunggu mulai terbit harapan baru.
Beberapa hari berada di My Lam menginap di hotel Phong Tro, selanjutnya bang Masrifudin dan bang Ilham pamit menuju Ho Chi mint. Hanya menginap semalam selanjutnya dari Bandar Udara Internasional Tân Sơn Nhất Sonhad terbang ke tanah air.
Kemarin sore Nguyen Minh mengirim laporan, koloni walet terus ramai pagi dan sore, masuk keluar gedungnya. Bang Udin minta agar komunikasi tetap berlanjut untuk evaluasi perkembangan ke depan.