Beberapa teman dari Vietnam datang berkunjung ke Indonesia untuk melihat dan belajar ilmu perwaletan. Saya mengajak keliling ke berbadai sentra walet di wilayah Kalimantan Tengah. Selanjutnya juga saya ajak masuk ke dalam gedung walet saya di Bengkuang, Buntok. Dalam perjalanan yang cukup melelahkan, salah seorang membuka diskusi kecil. Tanya jawab itu saya rangkum dalam sebuah artikel ini.
“ Pak Arief saya lihat masyarakat Indonesia melakukan budidaya burung walet di dalam kota.”
Saya menjelaskan bahwa kedatangan burung walet ke dalam kota itu awalnya tidak disengaja/ disadari. Walet datang sendiri, memilih toko atau rumah, untuk bersarang dan berkembang biak. Di sebagian daerah, burung walet bersarang di kubah masjid atau di langit langit gereja.
Faktanya pada 10 tahun lalu beberapa kota di Kalimantan sudah tampak burung walet ( meskipun jumlahnya belum banyak seperti sekarang ini ) yang menghuni rumah atau ruko dalam kota, seperti di Banjarmasin, Sampit, Pangkalanbun, Palangkaraya, Pontianak, Singkawang, Tarakan, Balikpapan, Samarinda, Bontang dan masih banyak lagi yang lainnya. Ini juga terjadi di kota lain seperti di Sulawesi, juga Sumatera.
Pada awalnya burung walet menghuni gua gua alam di pedalaman, baik di Jawa maupun di Kalimantan dan di pulau lain. Populasi walet itu melakukan migrasi ke kota karena terusik atau terganggu habitatnya.
Seperti telah saya jelaskan dalam buku saya yang berjudul “ migrasi walet “ yang diterbitkan PT. Penebar Swadaya th 2005. Dalam buku itu saya jelaskan, yang mendorong terjadinya migrasi walet dari gua ke kota, disebabkan pola panen sarang walet yang serampangan dan tidak mengindahkan asaz kelestarian populasi walet. Pola panen tersebut cenderung hanya mengejar jumlah hasil panen, tanpa mempedulikan korban telur dan anak anak walet yang jatuh berserakan ke lantai gua. Dengan kata lain, pola panen sarang walet hanya mengejar rupiah, tidak mempedulikan nasib populasi walet ke depan.
Hal itu membuat burung walet terganggu proses regenerasi secara normal. Sebagian walet memilih kabur ke tempat lain mencari tempat aman agar proses berkembang biak tidak terputus.
Walet yang melakukan migrasi dari gua gua di hutan terbang ke kota misalnya toko toko, masjid, gedung pertemuan dan lain sebagainya, salah satu sebabnya di perkotaan terdapat banyak pilihan tempat, yaitu tempat yang aman dan nyaman.
Pada migrasi malam hari, ketika walet terbang dalam kegelapan, cahaya atau lampu perkotaan, akan menjadi daya tarik. Walet akan hinggap istirahat di tempat yang ia sukai. Akhirnya lambat laun walet menemukan tempat yang aman dan nyaman di perkotan itu untuk berkembang biak.
“ Apakah itu artinya saat itu walet cari gedung? ”
Betul, walet meninggalkan tempat hunian lamanya yaitu gua gua yang selama itu untuk tempat tinggalnya, dan mencari tempat baru di perkotaan. Walet meninggalkan gua di perbukitan atau pegunungan dan mencari gedung di perkotaan sebagai tempat tinggal baru untuk berkembang biak. Hal itu terjadi pada 10 atau 15 tahun yang lampau.
Di dalam kota yang dikenal sebagai sentra walet saat ini telah berdiri ratusan gedung walet. Sebagian gedung, sekitar 30 % boleh dibilang produktif, karena itu merupakan gedung walet lama yang awal dihuni populasi walet. Sebagian yang lain yaitu sekitar 70 % adalah gedung walet yang dibangun belakangan, yang pada umumnya hasilnya kurang produktif.
Jika saat ini anda memutuskan membangun gedung walet di dalam perkotaan, atau di sentra walet, maka akan terjadi persaingan yang cukup ketat untuk memperebutkan populasi walet agar masuk menghuni gedung anda. Maka itu disebut gedung cari walet. Hal ini tidaklah mudah. Anda harus siap ilmu, memahami teknik membangun gedung dengan benar juga pengaturan tata suara serta trik trik lainya.
Jika anda tidak terlalu menguasai ilmu tekniknya, maka saya sarankan mencari lokasi di pedalaman atau daerah pakan. Carilah lokasi yang belum banyak orang membangun gedung walet, dimana sebelumnya telah dilakukan survey lokasi secara akurat. Carilah lokasi yang bukan gedung cari burung, namun lokasi yang burung cari gedung.
“ Jadi saat ini juga masih berlaku walet cari gedung?”
Betul, ini disebabkan oleh salah satu faktor yaitu, lokasi pakan yang cukup jauh dari perkotaan. Apa indikasi bahwa lokasi pakan cukup jauh jaraknya?
Mudah saja, yaitu silahkan anda amati jika siang hari populasi walet hanya sedikit yang pulang gedung. Walet pergi pagi pulang petang. Lalu siang hari walet pada kemana?
Burung walet akan memilih untuk istirahat siang dibalik pelepah daun di kebun sawit atau di hutan. Walet enggan pulang pada waktu siang hari karena hal itu akan menguras energinya karena jarak lokasi pakan dan gedung cukup jauh. Baru pada sore menjelang petang walet pulang untuk istirahat panjang malam hari.
Jika anda membangun gedung walet di lokasi pakan tersebut, maka peluang keberhasilanya akan sangat besar. Sebab di lokasi itu, walet akan cari gedung.
Salam sukses.